Ketika berangkat remaja, entah tahun 1943, entah 1946, Amin masuk KAR, sebagai asisten koki.
Ini suatu peningkatan, setelah sebelumnya ia sempat jadi penjaja kue. Tapi peperangan memberi Amin banyak kesempatan.
Dalam PD II ia dikirim ke Birma, kemudian ikut memadamkan pemberontakan suku Mau-mau di Kenya (1952 - 1956).
Setelah itu, ia dikirim berlatih ke Israel dan memperoleh wing penerjun.
Singkat kata, ketika Uganda merdeka pada tahun 1962, Idi Amin salah satu dari dua orang pribumi Uganda yang berpangkat perwira.
David Martin, dalam bukunya General Amin, melihat sisi lain dari kemajuan karier militernya.
"Amin itu jenis prajurit yang disukai para perwira Inggris, yakni bertubuh besar dan tidak berpendidikan. Menurut teori mereka, orang semacam ini lebih taat pada atasan dan lebih berani di medan pertempuran," tulisnya.
Baca Juga: Fantastis! Hanya dengan Menyikat Kura-kura, Pria Beruntung Ini Dapatkan Bayaran Rp 33 Juta, Mau?
Yang jelas, secara fisik memang Amin tidak mengecewakan. Ia tak cuma pemain rugby yang bagus, ia juga juara tinju kelas berat Uganda (1951 - 1960).
Bisa dimengerti, Idi Amin akhirnya cukup dekat dengan pusat kekuasaan masa itu, Perdana Menteri Milton Obote.
Idi Amin pun diketahui telah mengukir perjalanan karier yang cukup berwarna-warni.