Para tahanan yang berdesakan di ruangan sempit dan berbagi tempat tidur kecil dengan para tahanan lain.
Pada 1979, mantan tahanan di Nerve Tirza bernama Rasmiah Odehbersaksi di depan sebuah komite PBB tentang Israel dan hak asasi manusia.
Odeh menyatakan kekhawatirannya tentang kepadatan Nerve Tirza, dan menceritakan 150 tahanan berbagi sel.
Beberapa dari mereka bahkan harus membawa anak-anaknya.
Menurut Odeh, mereka yang tinggal di sana telah kehilangan kebebasan berekspersi dan kebebasan beribadah.
Mereka tak bisa menuliskan perasaan mereka.
Baca Juga: Di Balik Kontrak Mati Krisdayanti dan Anang Hermanyah, Hal Inilah yang Mereka Perjuangkan
"Sering terjadi pemukulan, semprotan dengan gas, dirampas dari kunjungan, dan dipindahkan ke fasilitas sel lain," ujar Odeh.
Saat itu, Iffrah melihatpenjara Nerve Tirza sangat ramai dibandingkanpenjara-penjaralain yang pernah dia kunjungi sebelumnya.
Para wanitaditahan dalam berbagai sel dan dibagi dengan berbagai kelas, sebagian harus masuk ke dalam sel yang sangat kecil dengan lima orang di dalamnya.