Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Dokter Terawan Agus Putranto resmi menjabat sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Dikutip dari Kompas.com, Terawan merupakan sosok yang sempat menjadi kontroversi.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sempat memberikan sanksi kepada Terawan yaitu berupa pemecatan dari keanggotaan selama 12 bulan.
Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
"Bobot pelanggaran Dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius," kata Prio Sidipratomo, Ketua MKEK IDI dalam surat PB IDI yang ditujukan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Seluruh Indonesia (PDSRI) tertanggal 23 Maret 2018 seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sanksi tersebut muncul akibat metode 'cuci otak' yang dilakukan oleh dokter Terawan selama ini.
Metode tersebut dianggap memiliki resiko keamanan yang sangat tinggi.
Padahal metode Terawan ini sudah sangat terkenal di kalangan pejabat negara.
Bahkan, Prabowo Subianto juga menjadi salah satu pelanggan dari Terawan.
"Saya ini sudah tiga kali diterapi oleh Terawan. Saya tiga kali, mau yang keempat kali. Saya dulu, biasalah, orang sudah 60-an tahun," ujar Prabowo saat ditemui di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Gerindra di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
"Saya dulu vertigo, setelah itu periksa ke beliau, disarankan, bersihkan. Alhamdulillah, sekarang saya bisa 3 jam pidato," ucapnya.
Kota pelajar Yogyakarta tidak bisa dipisahkan dari perjalanan pendidikan dokter Terawan.
Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini merupakan alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
"Iya betul, memang Pak Terawan alumni Bopkri 1," ujar Kepala Sekolah Bopkri 1 Yogyakarta Andar Rujito saat ditemui, Rabu (23/10/2019).
Andar menyampaikan, dari data buku induk murid, Terawan masuk SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada 1980.
Terawan kemudian lulus dari SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada 1983.
"Dari data, SMP nya itu SMP Negeri 2 Yogyakarta. Lulus SMP tahun 1980, lalu masuk ke sini (SMA Bopkri 1)," ucap Andar.
Usai lulus SMA, Terawan melanjutkan pendidikanya di Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan mengambil jurusan Kedokteran.
Di tengah kesibukannya sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Terawan beberapa kali menyempatkan datang ke SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
Terakhir kali, Terawan datang ke SMA pada saat ada acara reuni.
Pada reuni yang digelar Februari 2019 lalu, Terawan didaulat menjadi pembicara utama.
"SMA Bopkri 1 dalam hal ini menyambut gembira, bahagia dan sangat bangga. Kami mengucapkan selamat kepada Bapak, karena menjadi bagian dari kabinetnya Bapak Jokowi, Kabinet Indonesia Maju," kata Andar.
Andar menilai, Terawan merupakan pribadi yang sederhana.
"Orangnya sangat sederhana dan rendah hati, jadi tidak pernah menonjolkan. Bahkan, dalam event-event kegiatan reuni, Beliau biasa saja, tidak menunjukan dirinya sebagai direktur rumah sakit," kata Andar.
Saat datang ke SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Terawan sering tanpa pengawalan dan datang seorang diri.
"Saya tanya, kok tidak membawa pengawal? Jawabanya, kalau banyak pengawal atau ada penjemputan, malah tidak bisa mampir ke sini," kata Andar.
Selain itu, Terawan juga dikenal sebagai pribadi yang religius.
"Yang tidak kalah penting, Beliau religius. Selalu mengaitkan kehidupan ini dengan kepasrahan, bahwa rencana Tuhan itu selalu yang terbaik," ujar Andar.
Gabung Pramuka dan siswa berprestasi Semasa sekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Terawan ikut kegiatan Pramuka dan menggambar.
Andar mengatakan, Terawan dikenal sebagai siswa yang baik.
"Waktu kelas 1 itu masuk kelas 1 J. Guru-guru menilai siswa yang baik dan rajin," ujar Andar.
Menurut Andar, sewaktu SMA, Terawanmasuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sebab, nilai rata-rata yang diperoleh Terawan dari kelas 1 sampai lulus SMA cukup bagus.
Terawan juga aktif mengikuti kegiatan sekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
"Dulu ikut kegiatan Pramuka dan menggambar," kata Andar.
Andar mengungkap, selain sederhana dan rendah hati, Terawan juga selalu menghormati guru-guru yang pernah mendidiknya.
"Jadi setiap bertemu dengan guru, Beliau itu selalu meminta doa restu," ujar Andar.
(*)