Lantaran hal tersebut, terpilihnya Terawan sebagai Menteri Kesehatan mengundang polemik.
IDI menolak Mayjen TNI itu menduduki kursi nomor satu di Kementerian Kesehatan RI.
Kendati demikian, Ketua Umum IDI dr Daeng M Faqih mengharapkan agar polemik terkait Terawan tidak dilanjutkan dan menyerahkannya untuk diurus oleh internal organisasi profesi tersebut.
"Tidak usah bicara ke belakang. Itu persoalan di belakang, sudah lama persoalan itu."
"Tidak ada keperluan pihak eksternal untuk tahu tentang itu karena itu masalah internal," ujar Daeng ketika ditemui Antara di Kantor IDI di Jakarta pada Kamis (24/10/2019).
Sebelumnya, Terawan sempat membantah dan mengatakan bahwa dia tidak pernah sekalipun mengiklankan metode 'cuci otak'.
Terapi itu merupakan salah satu metode Digital Subtracion Angiography (DSA) yang bertujuan mendiagnosis pembuluh darah untuk mengetahui penyakit pasien dan menentukan pengobatan yang tepat.
Source | : | Kompas.com,ANTARA,Tribunnews.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar