Tak hanya mengunggah konten penyiksaan, namun juga ada yang meunggah konten lagu ISIS ataupun konten mengenai senjata.
Kepopuleran TikTok diduga jadi latar belakang para militan ISIS menggunakan aplikasi tersebut sebagai alat propaganda.
ISIS memang dikenal sangat agresif menggunakan sosial media untuk menyebarkan kampanyenya.

Video milik ISIS
Sebelumnya ISIS menggunakan sosial media seperti Facebook, Twitter, Alphabet dan Youtube untuk menyebarkan pergerakan mereka.
TikTok telah melarang organisasi teroris dan kriminal menggunakan aplikasi berbagi video.
"JANGAN gunakan TikTok untuk mempromosikan dan mendukung organisasi-organisasi ini," kata perusahaan itu dalam pedomannya.
"Konten ini menjijikkan, pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami dan telah dihapus dari platform kami," kata juru bicara TikTok.
Kasus ini menjadi sorotan sejak adanya video yang berisi mayat-mayat yang sedang diarak para prajurit ISIS.