"Kami ingin Kayla pulang, dan saya tahu itu terdengar seperti hal yang mustahil, tetapi setelah apa yang kami lalui, hal-hal yang muncul dan terjadi, saya yakin kami mungkin akan menemukannya," tambahnya.
"Kami merasa, inilah saatnya. Dia terbunuh, beberapa letnannya telah ditangkap dan siapa lagi yang tahu apa yang terjadi pada Kayla kecuali orang-orang terdekatnya? Seseorang, dan mungkin salah satu dari orang-orang yang tertangkap kemarin tahu apa yang terjadi dan tahu siapa yang membunuhnya," tambah Carl.
Mereka mengatakah bahwa mereka bersedia melakukan perjalanan ke Irak untuk mencari jawaban.
Kronologi
Selain mengumumkan kabar kematian pimpinan ISIS, Donald Trump juga membeberkan kronologi kematiannya.
Dia menyebut bahwa Baghdadi tewas stelah terpojok di ujung terowongan dalam penyerbuan malam oleh pasukan khusus.
Disebutkan juga ada tiga anak lainnya yang juga ikut tewas dalam penyerbuan tersbeut.
Dilansir dari Reuters via Kompas.com pada Minggu (27/10/2019), penyergapan dimulai ketika AS mendapat informasi dari intelejen terkait keberadaan Baghdadi sekitar sebulan yang lalu.
Dua pekan lalu, intelejen AS mulai memetakan secara intensif lokasi pasti persembunyian Baghdadi.
Tiga hari lalu, Trump diberi tahu dan mematangkan operasi untuk meminta izin pada Rusia, Irak, dan Turki untuk memasuki wilayah udara mereka.