"Kenapa ini terjadi, ini sudah diprediksi, pasca kematian pemimpin ISIS yakni Abu Bakar Al-Baghdadi, memicu balas dendam," ujarnya.
Stanislaus Riyanta lalu menyebutkan bahwa kasus penusukan Wiranto juga dilakukan oleh orang-orang yang terpapar ISIS dan melakukan aksi balas dendam.
"Kita lihat kasus Pak Wiranto, itu dilakukan oleh 2 orang, itu terdesak karena pimpinannya ditangkap di bekasi, lalu dia lari ke arah Pandeglang, dan melakukan aksi kepada Pak Wiranto.
"Bayangkan ketika pemimpin di sana tewas, Abu Bakar Al-Baghdadi, ia melakukan balas dendam," ujarnya.
Terkait dengan sosok pelaku, Stanislaus Riyanta menyebutkan bahwa saat ini belum teridentifikasi.
"Pelakunya memang belum diidentifikasi, pelakunya kelompok apa tunggal, memang belum terindentikasi," ujarnya.
Terkait dengan pelaku, Stanislaus Riyanta menyebutkan bahwa pelaku perorangan lebih berbahaya daripada kelompok.
Menurutnya, jika dilakukan berkelompok, maka percakapan-percakapan mereka melalui ponsel bisa dilacak.
"Masalahnya adalah pelakunya kelompok apa tunggal, ketika melakukan aksi terorisme, itu berbahaya, yang paling berbahaya pelaku tunggal karena ia melakukan sendiri dan tidak bisa teridentifikasi, berbeda dengan kelompok, mereka membangun percakapan dan itu bisa dipantau," ujarnya.