Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nasibnya Tragis, Hidup Dipasung Dalam Rumah dan Berkawan dengan Kotorannya, Bocah Hiperaktif di Tangerang Selatan Ditemukan Tewas dalam Kondisi Hangus Usai Peristiwa Kebakaran

None - Selasa, 19 November 2019 | 11:13
ZKA semasa hidup (kiri), Rumah kontrakan ZKA yang hangus terbakar di Gang Sayur Asem, kelurahan Setu, kecamatan Setu, Tangsel, Senin (18/11/2019). (kanan)
TribunJakarta.com/ Jaisy Rahman Tohir

ZKA semasa hidup (kiri), Rumah kontrakan ZKA yang hangus terbakar di Gang Sayur Asem, kelurahan Setu, kecamatan Setu, Tangsel, Senin (18/11/2019). (kanan)

ZKA tinggal bersama kotoran dirinya sendiri yang tak terurus di sana-sini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Mendadak Undang Para Petinggi TNI AU dan TNI AL untuk Merapat ke Istana Negara, Ternyata Ini yang Sedang Terjadi

Petugas Dinas Sosial Tangsel saat menemui Zidni Khoihir Alfatiri (10), bocah yang dipasung selama tiga tahun di kamarnya, di bilangan Kampung Setu, Kecamatan Setu, Tangsel, Rabu (13/3/2019)
(Dokumentasi Dinsos))

Petugas Dinas Sosial Tangsel saat menemui Zidni Khoihir Alfatiri (10), bocah yang dipasung selama tiga tahun di kamarnya, di bilangan Kampung Setu, Kecamatan Setu, Tangsel, Rabu (13/3/2019)

Ia juga tak mengenakan sehelai pakaian pun, dan kondisi tubuhnya kurus tak terurus.

Relawan langsung melakukan penanganan pertama dengan memandikan, mencukur rambutnya dan memberi makan.

"Pertama kita bersihkan dulu segala macam. Kita lepasin rantainya. Kita mandikan. Dan kita kasih makan. Kita potong rambutnya. Tadinya kan rambutnya gimbal seperti tidak terurus," papar salah seorang relawan bernama Zulkarnain.

Baca Juga: Niat Berbuat Mesum dengan Teman Wanitanya, Seorang Kades di Purwodadi Justru Tewas Seketika di Dalam Mobil, Ternyata Ini Penyebabnya

"Memang kotoran penuh, karena buat dia beranjak ke wc itu mustahil," ujarnya.

ZKA Dipasung Karena Faktor Ekonomi

Pada Maret lalu, Kepala Dinsos Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan alasan sesungguhnya pemasungan ZKA karena ketidakmampuan orang taunya secara ekonomi untuk menangani anaknya sendiri.

Alasan kemiskinan itu akhirnya membuat orang tuanya tak pikir panjang untuk memasung ZKA agar tidak mengganggu orang lain.

"Ini karena ketidakmampuan ekonomi keluarga, kemudian motifnya agar tidak menggangu orang lain," terang Wahyunoto, pada Rabu (13/11/2019).

Source :Tribunjakarta.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x