Gridhot.ID - Fenomena pemasungan terhadap anak yang dirasa memiliki gangguan mental ataupun kejiwaan masih kerap ditemui.
Padahal hal semacam itu sudah diatur dalam perundang-undangan sangat tidak diperbolehkan.
Namun, masih ada saja sejumlah oknum yang tega melakukan tindakan tersebut terhadap orang yang diduga mempunyai kelainan mental atau kejiwaan.
Baca Juga: Peraturan Baru, Polisi Dilarang Hidup Mewah, Pamer Harta di Sosial Media Bakal Ada Sanksinya
Bahkan akhirnya bisa menimbulkan hal yang berbahaya pada orang yang dipasung.
Belakangan ini, sebuah nasib naas menimpa hidup ZKA (10), bocah berkebutuhan khusus yang dipasung ayahnya berakhir dengan tragis.
Bocah tak berdosa itu meninggal dunia saat kontrakan yang ditinggalinya di Jalan Sayur Asem, Tangerang Selatan (Tangsel), terbakar pada Minggu (17/11/2019).
ZKA tidak bisa menyelamatkan diri dari kontrakan tersebut karena kakinya dirantai.
Setelah pemadam kebakaran berhasil menjinakkan api, ZKA ditemukan dalam kondisi hangus.
Ruspianti (45), warga sekitar mengatakan saat jenazah ZKA yang terbakar dievakuasi, kakinya tertinggal.
Ia menduga kaki ZKA putus saat berusaha keluar rumah saat kebakaran.
"Pas dibawa itu kakinya ketinggalan yang dirantai. Terus dibawa dimasukin ember kakinya," ujarnya.
Semasa hidupnya ZKA tak pernah terbebas dari penderitaan.
Ervin (38), tetangga anak pasangan Suhin dan istrinya Wagiani, mengatakan ia sering mendengar teriakan ZKA dari dalam kontrakan.
Ia menduga bocah hiperaktif itu tengah kelaparan meminta diberi makan.
"Sering teriak, mungkin laper kali ya. Keras teriakannya," ujar Ervin kepada TribunJakarta.com.
Hidup Berkawan Kotoran
Diwartakan TribunJakarta.com, sebelum ditemukan tewas terpanggang dikontrakannya, ZKA sempat dievakuasi oleh pihak Dinas Sosial (Dinsos).
Saat disambangi Dinsos, pada (13/3/2019) silam kondisi ZKA sangat memperihatinkan.
ZKA tinggal bersama kotoran dirinya sendiri yang tak terurus di sana-sini.
Ia juga tak mengenakan sehelai pakaian pun, dan kondisi tubuhnya kurus tak terurus.
Relawan langsung melakukan penanganan pertama dengan memandikan, mencukur rambutnya dan memberi makan.
"Pertama kita bersihkan dulu segala macam. Kita lepasin rantainya. Kita mandikan. Dan kita kasih makan. Kita potong rambutnya. Tadinya kan rambutnya gimbal seperti tidak terurus," papar salah seorang relawan bernama Zulkarnain.
"Memang kotoran penuh, karena buat dia beranjak ke wc itu mustahil," ujarnya.
ZKA Dipasung Karena Faktor Ekonomi
Pada Maret lalu, Kepala Dinsos Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan alasan sesungguhnya pemasungan ZKA karena ketidakmampuan orang taunya secara ekonomi untuk menangani anaknya sendiri.
Alasan kemiskinan itu akhirnya membuat orang tuanya tak pikir panjang untuk memasung ZKA agar tidak mengganggu orang lain.
"Ini karena ketidakmampuan ekonomi keluarga, kemudian motifnya agar tidak menggangu orang lain," terang Wahyunoto, pada Rabu (13/11/2019).
Namun perawatan Dinsos hanya sementara, ZKA dikembalikan ke kedua orang tuanya, Suhin dan Wagiani dengan catatan bocah berkebutuhan khusus itu tidak lagi dirantai.
Kabar mengagetkan tersebar pada Minggu (18/11/2019).
ZKA ditemukan tewas terpanggang api di kontrakannya di bilangan Gang Sayur Asem, kelurahan Setu, kecamatan Setu, Tangsel.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Bocah Tewas Terbakar Saat Dipasung di Rumah, Semasa Hidup Kerap Teriak Kelaparan & Berkawan Kotoran"
Source | : | Tribunjakarta.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar