Baca Juga: Nagita Slavina Ditaksir Pemuda Singapura, Raffi Ahmad yang Was-was Suruh Istrinya Lakukan Hal Ini
Tapi, dia juga menjual virus itu ke sejumlah pejahat cyber di penjuru dunia.
Antara 2009 dan 2011, Hamza ditangkap karena menjual banyak identitas nasabah bank.
Di antara yang dijual Hamza adalah password, username, dan informasi kartu kredit nasabah bank di Amerika Serikat.
Jelang jatuhnya vonis untuk Hamza, beredar kabar soal hukuman mati yang akan diterima Hamza.
Adanya sentimen politik untuk Palestina, menjadi bensin rumor yang terus menyala ini.
Informasi itu berkembang luas di kalangan hacker lewat media sosial.
"Sang pahlawan Aljazair tak diragukan sebagai hacker paling berbahaya. Dia meretas 217 bank, mengirim Rp 3,3 triliun ke Palestina. Hukumanya? Mati," tulis pengguna Twitter berakun @Hassan_JBr.
Lantas apakah yang dilakukan oleh Hamza ini merupakan sesuatu yang baik karena telah menolong banyak orang yang ditindas?
Jawaban tersebut pasti akan menimbulkan pro dan kontra yang tak ada habisnya.Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul: "Kisah Hamza, Hacker yang Jebol Bank Amerika Triliunan Rupiah, Ternyata untuk Bantu Rakyat Palestina."