"Ibu saya kan janda, lansia, punya sahabat-sahabat yang janda juga. Tetangga-tetangga. Jadi tiap masak selalu dilebihin. Kami anak-anaknya yang tukang nganterin. Tiap masak seperti itu," kata Roel kepada Kompas.com,pada 20 Oktober 2017.
Setelah ibunya wafat dan selang berapa tahun kemudian, Roel baru menyadari bahwa janda-janda tua yang tinggal di sekitar rumah orangtuanya tidak ada lagi yang membantu.
Dari situlah, muncul keinginan untuk membantu para janda tua itu. Namun bukan lagi dengan memberi makanan tetapi dengan paket sembako.
"Saya ngasih setiap bulannya minyak, beras, gula sama sarden. Itu rutin setiap bulan saya titip ke adik saya," ucap Roel.
Dalam perkembangannya, setiap mengikuti kegiatan di Sekolah Relawan, Roel juga sering menjumpai para perempuan pemulung tua yang sudah menjanda.
Akhirnya, para pemulung itupun mulai sering ia santuni.
Hal yang sama ia lakukan ke para janda tua di kampung-kampung yang ia temui di sela-sela kegiatan Sekolah Relawan.
"Lama kelamaan kok banyak. Saya berpikir seru kali ya kalau sampai 1.000. Mudah-mudahan rezeki saya nyukupin sampai seribu," ujar Roel.
Setiap bertemu dan menyantuni para janda tua, Roel kerap melihat ada rona bahagia yang terpancar di wajah mereka.