GridHot.ID - Dizaman itu,David van Lennepbukanlah petinggi kompeni yang kaya.
Lennep hanyalah seorang pegawai pada Mahkamah Pengadilan.
Lantaran dera utang yang menggunung dan tak kunjung lunas, Lennep bercita-cita menikahi seorang janda kaya di kota ini.
Lennep menikahi sang janda kaya karena tergiur oleh hukum perkawinan Kota Batavia.
Baca Juga: Punya Julukan Lelaki 1000 Janda, Pria Ini Ternyata Mengemban Tugas Mulia, Seperti Apa?
Peraturannya mengatakan, semua harta milik istri (baik usaha sendiri maupun warisan) serta merta menjadi milik suaminya.
Bagi para lelaki yang menjadi pegawai kompeni di Batavia, seperti Lennep, perkawinan merupakan bagian dari menanam modal yang kelak mendatangkan keuntungan materi.
Janda-janda muda lebih menawarkan kemungkinan yang lebih menarik untuk menumpuk kekayaan.
Para lelaki muda menilai mereka lebih matang dan punya tingkatan lebih tinggi, apalagi jika janda itu telah berkali-kali menikah, ketimbang gadis-gadis remaja kalangan elite di Batavia.
Baca Juga: Bercadar Saat Main DJ, Penampilan Wanita Ini Tuai Kontroversi, Mendapat Kecaman dari Banyak Kalangan
Pada masa itu, ada anggapan bahwa perempuan yang telah menikah berkali-kali (dua hingga empat kali) bukan sesuatu yang fantastis.
Barangkali salah satu alasannya, rata-rata perempuan di Batavia mempunyai kecenderungan berusia lebih panjang ketimbang suami mereka.