GridHot.ID-Militer AS mulaimencanangkan perang terhadap terorisme global (War on Terrorism) pasca serangan teroris di AS pada 11 September 2019.
Sejak saat itu, negara-negara lain pun banyak yang mendukung AS dalam upaya memerangi terorisme, tak terkecuali Indonesia.
Dilansir dari artikel yang tayang di Intisari Online pada Mei 2018, AS banyak memberi bantuan terhadap pasukan-pasukan khusus TNI dan Polri, baik berupa fasilitas untuk mendukung latihan antiteror maupun kerjasama latihan antiteror antara pasukan-pasukan khusus TNI dengan pasukan khusus AS.
Misalnya saja pasukan khusus TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska), secara rutin melaksanakan latihan bersama pasukan khusus AL AS (US Navy), Navy SEAL bersandi Flash Iron.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan peperangan antiteror, pertempuran jarak dekat, teknik selam tempur bawah laut (combat diver), kemampuan menembak sebagai sniper (markmanship), dan lainnya.
Atau pasukan khusus TNI AU, Sat Bravo 90, juga selalu mengadakan latihan rutin dengan pasukan khusus AS (Special Forces) dari US Pacific Command (US Pacom), demi meningkatkan kemampuan teknik tempur melalui terjun payung dari udara, peperangan antiteror, evakuasi medis menggunakan helikopter, dan lainnya.
Setiap kali melaksanakan latihan bersama pasukan khusus dari negara lain, para personel pasukan khusus TNI, sebenarnya selalu membuat tercengang.
Karena umumnya para personel pasukan khusus TNI memiliki kemampuan lebih unggul dibandingkan para personel pasukan khusus dari negara-negara yang sedang latihan bersama.
Apalagi jika latihan pasukan khusus TNI bersama pasukan khusus dari negara lain mulai memasuki tahap praktek bela diri tenaga dalam.