Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Sea Games 2019 kali ini sedang diselenggarakan di Filipina sebagai tuan rumahnya.
Negara-negara di Asia Tenggara telah mengirimkan perwakilan atletnya untuk mengikuti ajang kejuaraan ini.
Indonesia pun turut mengirimkan atlet-atlet kebanggaannya untuk turut berkompetisi di Sea Games 2019.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan para atlet Indonesia yang berlaga di SEA Games 2019 di Filipina 2019, finis di posisi dua besar.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara pelepasan Kontingen Indonesia sebelum berangkat ke Filipina, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2019).
"Saya minta di SEA Games ke-30 di Filipina tahun ini kita harus masuk ke dua besar," pinta Jokowi di hadapan para Kontingen Indonesia.
Namun baru beberapa hari diselenggarakan, kontingen atlet Indonesia mendapatkan kabar tak mengenakkan.
Pasalnya ada salah satu atlet yang terpaksa harus dipulangkan karena suatu masalah.
Melansir dari Wartakotalive.com, Dikabarkan, atlet senam asal Kediri, Jawa Timur, Shalfa Avrila Siani dipulangkan karena dituduh tidak perawan.
Hal ini pun langsung dikonfirmasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.
Ia mengungkapkan bahwa kabar pemulangan atlet senam asal Kediri tersebut bukan karena persoalan keperawanan melainkan ketidak disiplinan.
Pihaknya juga telah melakukan konfirmasi ke Persatuan Senam Indonesia (Persani) terkait kabar pemulangan atlet secara paksa.
"Kami langsung telepon Ibu Ita dari Persani dan katanya tidak ada pemulangan paksa oleh pelatih Persani," kata Zainudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
"Yang benar kata Pak Indra (pelatih Shalfa di Jawa Timur), bahwa atlet tersebut indisiplin dan kurang fokus, jadi berdampak prestasi menurun."
"Sehingga diputuskan pelatihnya tidak disertakan di SEA Games," sambung Zainudin.
Kondisi tersebutlah yang membuat pelatih memutuskan mengganti atlet yang memiliki peringkat jauh lebih tinggi dari Shalfa.
"Kami tentu cukup prihatin dengan kejadian tersebut. Jadi tidak ada hubungannya dengan masalah, mohon maaf cek keperawanan," jelas Zainudin.
Lebih lanjut Zainudin mengatakan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 Tahun 2017, hak promosi dan degradasi atlet berada di cabang olahraga, bukan di Kemenpora maupun KONI.
"Tapi jika benar, pemulangan atlet karena dugaan masalah keperawanan yang dikatakan pelatihnya, kami akan tindak tegas."
"Karena ini masalah privasi dan kehormatan seseorang, tidak ada hubungannya dengan soal prestasi," pungkasnya.(*)