GridHot.ID - Pramoedya Ananta Toer merupakan salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya.
Hebatnya lagi, karya-karyanya tersebut telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.
Namun siapa sangka, di balik nama besar Pramoedya Ananta Toer, ada sang adik yang memilih menjalani hidup sebagai seorang pemulung.
Dilansir dari Tribun Jatim, adinya yang bernama Soesilo Toer sehari-hari memulung di wilayah perkotaan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Soes, sapaan akrabnya, tinggal di Jalan Sumbawa 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Meski kini berprofesi sebagai pemulung, latar belakang pendidikan dan prestasi Soes tidak main-main.
Melansir Kompas, Soes ternyata adalah penyandang gelar master jebolan University Patrice Lumumba dan doktor bidang politik - ekonomi dari Institut Perekonomian Rakyat Plekhanov Uni Soviet.
Soesilo Toer menempuh pendidikan di Rusia tersebut sejak tahun 1962 hingga 1973.
Sebelum hijrah ke Rusia, Soes sempat menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia (UI).
Soes juga mahasiswa BI jurusan ekonomi yang beralih menjadi IKIP di Jakarta Selatan.
Soes lolos tanpa tes di bangku kuliah itu karena tertolong dengan predikat nilainya yang memuaskan hasil menempa pendidikan menengah atas di Jakarta.
Nilai semua mata pelajaran di atas rata-rata.
Sempat Hidup Mewah Bergelimang Harta
Soesilo Toer bukannya tak pernah hidup mewah.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja sebagai pegawai asuransi di kantor dagang. Posisinya startegis dan gajinya besar. Ia juga bisa makan enak dan tak lagi melarat.
Soesilo Toer juga mendapat kesempatan terbang ke luar negeri setelah lolos penjaringan beasiswa otoritas Rusia. Dari sekitar 9.000 pendaftar, hanya 30 orang yang lolos, termasuk Soes.
Meski pendidikannya tak melulu berjalan mulus, kehidupan Soes masih tetap baik.
Soes mengaku sering mentraktir teman-temannya dan menggelar pesta kecil-kecilan.
"Selama saya bekerja di Rusia, duit saya banyak. Seminggu sekali makan di restoran berkelas," kata Soes seperti dikutip dari Kompas.
Bukan hanya itu, Soes juga fasih berbahasa Inggris, Rusia, Jerman, dan Belanda. Entah itu secara lisan maupun tulisan.
Bahkan, dia menyebut dirinya diglosia, kemampuan menguasai variasi bahasa dalam masyarakat.
Namun, semua itu hanya tinggal kenangan. Soes yang dulu begitu berjaya terpaksa memulung dengan mengendarai motor butut beserta keranjang di belakangnya.
Meski sudah memasuki usia senja, pria berusia 82 tahun itu tak mau berpangku tangan dan terus mengais rezeki untuk melanjutkan kehidupannya.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Kisah Pilu Adik Pramoedya Ananta Toer, Bergelar Doktor dan Jago 3 Bahasa Asing tapi Kini Berakhir Jadi Pemulung"
(*)
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar