Pada tahun 1960an dan 1970an, majalah dan penulis seperti Vincent Gaddis dan Charles Berlitz pun turut mempopulerkan gagasan bahwa Fligh 19 telah ditelan oleh Segitiga Bermuda.
Buku-buku lainya dan penggambaran fiksi tentang anomali magnetis, dimensi paralel, hingga penculikan alien muncul dan dinilai berperan dalam tragedi yang terjadi.
Pada 1977, film "Close Encounters of the Third Kind" kemudian menjadi terkenal karena menggambarkan Flight 19 yang hilang dibawa piring terbang dan kemudian dibuang di gurun Meksiko.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Flight 19?
Skenario yang paling mungkin dijelaskan secara rasional adalah pesawat kehabisan gas dan jatuh ke laut lepas pantai Florida. Kemudian, tidak ada yang selamat karena kerasnya lautan dan air dalam.
Pada 1991, titik terang muncul saat sebuah kelompok pencari harta karun menemukan kuburan dekat benteng Lauderdale. Sayangnya, ternyata, kuburan itu adalah badan kapal dari kelompok yang berbeda dengan pesawat angkatan laut yang hilang.
Perbedaan tersebut dilihat dari nomor seri yang tidak sesuai dengan "The Lost Patrol".
Hingga kini, masih banyak yang mempercayai bahwa bangkai pesawat Flight 19 dan tim penyelamat mungkin masih ada di suatu temapt di Segitiga Bermuda.
Akan tetapi, hingga kini, pencarian yang dilakukan tidak menemukan tanda-tanda berarti. Enam pesawat dan 27 orang di dalamnya tidak pernah ditemukan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Skuadron Pesawat Hilang di Segitiga Bermuda"
(*)