"Dalam keadaan isteri yang telah pecah ketuban di rumah maupun di mobil, mana mungkin saya sempat untuk memikirkan hal lain kecuali keselamatan istri dan bayi saya," tulis Kelana.
Meski beralasan seperti itu petugas medis tetap saja memintanya untuk menyerahkan KTP sang istri.
Karena tanpa KTP, persalinan di rumah sakit tak bisa dilakukan.
Petugas medis pun menyarankan untuk kembali dan mengambil KTP istri terlebih dahulu.
Tapi Kelana enggan utuk melakukannya.
Ini dikarenakan rumahnya yang berjarak 15-20 menit dari rumah sakit tersebut.
Ia pun ingin istri dan bayinya dapat segera ditangani.
Akhirnya Kelana pun menawarkan KTP-nya sebagai jaminan.
Sayangnya hal ini ditolak oleh petugas medis.
Petugas medis tetap meminta Kelana untuk kembali ke rumah.
Komentar