Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Masyarakat Maluku baru-baru ini dihebohkan dengan peristiwa bentrokan antar oknum keamanan.
Melansir dari siaran Kompas TV, bentrokan itu terjadi sore hari pada Jumat (20/12/2019) antara Oknum Anggota TNI Yonif 734/SNS dan anggota Brimob Kompi 3 Yon C Pelopor Polda Maluku.
Bentrokan ini pun berbuntut pada pengrusakan 4 unit Asrama Polres Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).
Pemicu bentrokan ini berawal ketika ada anggota Brimob yang melakukan pengamanan Kegiatan Rutin yang ditingkatkan (KRID) dalam rangka natal dan tahun baru.
Saat itu didepan Saumlaki Town Square pria dengan pakaian preman menggunakan kendaraan dengan berlawanan arah tanpa menggunakan helm.
Anggota Brimob kemudian menegur pria tersebut, yang kemudian tidak menerima teguran mengakibatkan adanya adu mulut sehingga anggota Bribom menempeleng pria tersebut.
“Jadi saat itu anggota kami sedang meningkatkan kegiatan rutin berupa patroli dan pengaturan arus lalu lintas, dan menemukan ada pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm ,” kata Roem kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2019).
Tak lama berselang, kata Roem, terdapat beberapa anggota TNI 734 SNS yang saat itu sedang mengatar istri mereka ke pusat perbelanjaan ikut menyaksikan kejadian sehingga membuat situasi semakin tidak kondusif.
“Saat itulah terjadi perkelahian di lokasi kejadian, dan karena ada yang melihat salah seorang oknum TNI mencabut sangkur, Bharatu ML langsung melepaskan tembakan dengan peluru hampa,” katanya.
Usai kejadian seluruh personel Brimob yang bertugas di kawasan tersebut langsung ditarik ke markasnya.
Klinik Polres Maluku Tenggara Barat yang dirusak anggota Yonif 734/SNS
“Tapi sekitar pukul 20.25 WIT, 40 personel TNI 734 datang ke TKP dengan mobil dan sepeda motor sebagian memukuli anggota polres yang saat itu sedang melakukan pengamanan, sehingga empat orang mengalami luka lecet,” ungkapnya.
Roem menjelaskan, insiden keributan itu dipicu karena kesalapahaman.
"Ini hanya kesalapahaman saja, jadi semuanya sudah kondusif lagi,” katanya.
Melansir dari Kompas.com, pada siang harinya Sabtu (21/12/2019), Kapolda Maluku dan Pangdam Patimura berangkat dari Ambon ke Saumlaki untuk bertemu personil yang terlibat bentrokan.
Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI Marga Taufiq menjelaskan insiden keributan antara anggota Brimob Kompi 3 Yon C Pelopor Polda Maluku dengan anggota Batalyon 734/SNS di Saumlaki, merupakan kesalapahaman antara sesama oknum anggota.
''Ini hanya kesalahpahaman oknum. Saya bersama Kapolda Maluku tadi malam telah sepakat untuk menyelesaikannya dengan baik, arif dan bijaksana,” kata Taufiq kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2019).
Ia juga menambahkan untuk mencegah insiden tidak meluas, dirinya dan Kapolda Maluku, Irjen Pol Royke Lumowa memerintahkan agar semua personel di wilayah tersebut dapat menahan diri dan kembali ke asrama masing-masing.
Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa dan Pangdam Pattimura Mayjen TNI Marga Taufiq
Meski masalah tersebut telah diselesaikan, namun bagi anggota yang terbukti bersalah akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Karena ini murni kesalahpahaman, maka semua sudah menyadari kesalahan masing-masing, dan nantinya semua pasti akan diproses jika terbukti bersalah sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Taufiq.
Taufiq berharap kepada seluruh personel TNI/Polri di Saumlaki, agar dapat menjaga suasana kondusifitas jelang Natal dan tahun baru 2020.
Dia khawatir, kejadian tersebut mengganggu masyarakat yang akan merayakan Natal.
“Mohon doanya semoga kejadian ini tidak berkembang karena Maluku ini sangat berharga, menjadi provinsi dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di Indonesia," kata Taufiq.
Taufik menambahkan, hubungan sinergitas yang terjalin antara TNI-Polri di wilayah Maluku dan Maluku Utara selama ini sudah sangat baik.
Sehingga, kata Taufiq, keributan yang terjadi hanyalah antar oknum yang dipicu dari kesalah pahaman.
“Tapi karena situasi kejadian peristiwa itu di sekitar Pasar Saumlaki depan Town Square, sangat ramai banyak yang ikut mencoba melerai dan sekedar menonton," pungkasnya.(*)