Keesokan harinya, 26 Desember 2004, semua orang dibangunkan oleh gempa dahsyat menguncang.
"Pertemuan dengan Kak Zawiyah, suami serta anak-akanya dan mertua merupakan pesan dan pertemuan terakhir malam itu," ujar Muhammad Idris.
Malam harinya, dengan sepeda motor Honda Cup 700, Muhammad Idris berusaha menerobos ke Kajhu tapi tetap tidak bisa.
Pagi harinya, Yusmadin Idris berkumpul bersama teman-temannya, yaitu Zulkifli (Sopir Serambi), Tarmizi (mantan karyawan Serambi), dan seorang lainnya, untuk mendengar berbagai kejadian di Banda Aceh dari Kantor Biro Serambi Bireuen.
Mereka lalu sepakat berangkat ke Banda Aceh, satu orang bertugas mencari mobil sewaan atau pinjam, satu orang bertugas membeli minyak, satu orang membeli makanan dan satu orang sebagai sopir.
Sebelum berangkat, Yusmadin Idrismengingatkan istrinyaagar keluarga di Peureulak dan Bireuen tidak berangkat ke Banda Aceh
Mereka berempat berangkat ke Banda Aceh sekitar pukul 16.00 WIB dengan mobil sedan pinjaman. Tiba di kawasan Simpang Surabaya Banda Aceh,sekitar pukul 22.00 WIB.
Dengan tekad, mereka terus bergerak ke Darussalam dan langsung ke tempat pemondokan keluarga lainnya.
Setiba di Lampoh U Darussalam, mereka memutuskan berpencaruntuk bertemu lagi keesokan harinya.
Sekitar pukul 24.00 WIB, Yusmadin Idris bertemu dengan Muhammad Idris yang sedang memperbaiki sepeda motor di kawasan Tanjong Selamat, Darussalam.