Panitia ini dipimpin oleh seorang ahli Radiologi 'anyar' karena baru saja selesai studi di London bernama G.A.Siwabessy.
Siwabessy dan tim bergerak cepat ke tempat-tempat terduga terpapar radiasi uji coba atom AS itu macam di Manado, Timor dan Ambon.
Syukur, hasil olah tkp tim Siwabessy menunjukkan wilayah timur Indonesia aman dari radiasi nuklir.
Selesai dengan tugas perdananya, Siwabessy dan timnya menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk mulai melirik dan memanfaatkan nuklir untuk kepentingan nasional.
Saran tersebut diterima Soekarno dengan menindaklanjutinya pembentukan Dewan Tenaga Atom serta Lembaga Tenaga Atom (LTA).
Tanpa menunggu waktu lagi, LTA yang juga diketuai oleh Siwabessy membuat sebuah rancangan jangka panjang (blue print) pengembangan nuklir nasional.
LTA juga sangat dinamis serta aktif berkeliling dunia untuk mempelajari bagaimana sebuah negara mengelola nuklir.
Kerjasama kanan-kiri dengan negara adidaya macam AS juga tak luput dari agenda LTA, termasuk berkolaborasi dengan International Atomic Energy Agency (IAEA).
AS yang kala itu dipimpin John F Kennedy, memandang proyek nuklir Indonesia bersifat damai alias Atom for Peace dengan ditandai dengan kerjasama bilateral keduanya pada Juni 1960.
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar