Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Di era kepemimpinan Susi Pudjiastuti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sangat akrab dengan kata "tenggelamkan".
Kata itu erat sekali dengan kebijakan Susi yang menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan ilegal di laut Indonesia.
Namun ketika kepemimpinan beralih ke tangan Edy Prabowo, istilah tersebut sudah jarang terdengar.
Pasalnya, kebijakan penenggelam kapal asing bukan lagi prioritas KKP dibawah kepemimpinan Edhy Prabowo.
Lantaran hal itu, para mafia illegal fishing seolah mendapat angin hingga aksi pencurian ikan kembali marak.
Bahkanseorang nelayan bernama Dedek Ardiansyah langsung memergoki puluhan kapal asing sedang mencuri ikan di perairan Natuna.
Video pencurian ikan oleh kapal Vietnam tersebut direkam oleh Dedek Ardiansyah dan diunggah di akun Facebook.
Nelayan yang berasal dari Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kepulaan Riau ini mengaku bahwa video tersebut diambil pada 23 Desember lalu.
Namun kapal tersebut sudah beroperasi sejak 17 Desember hingga 24 Desember 2019.
Kapal asing tersebut diperkirakan sedikitnya ada 20 pasang kapal.
Puluhan kapal tersebut kata Dedek beraktifitas sebagai kapal pukat gandeng (2 kapal 1 jaring).
Diketahui pukat dilarang di Indonesia karena dapat merusak karang. Selain itu semua jenis ikan ikut terjaring, termasuk anak ikan.
Dalam video, Dedek menyampaikan bahwa video itu diambil di antara koordinat 04.10.000-109.10.000 yaitu masih wilayah Perairan Natuna Utara.
"Semoga pemerintah siapkan anggaran untuk kapal melakukan pengawasan di akhir tahun," tulisnya.
Selain itu, salah satu netizen dengan akun @LogikaRakyat di Twitter juga menyatakan hal yang serupa.
Dalam cuitannya, ia mengatakan nelayan Vietnam nekat menjarah ikan di perairan Natuna Utara.
"Pak, report hari ini @jokowi ini di laut Natuna Utara. Nelayan Vietnam nekad menjarah ikan di perairan NKRI. Ini sudah berlagsung 3 hari ini. Nelayan kita dikejar-kejar dan diintimidasi," tulisnya, Rabu (25/12/2019).
Melansir dari tayangan YouTube tvOneNews, Minggu (29/12/2019), pihak KKP sudah mengetahui informasi pencurian ikan di perairan Natuna Utara.
Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Prabowo mengatakan pihaknya sudah menganalisis koordinat kapal.
"Informasi yang sama juga sudah kami peroleh, kami mengetahui hal ini tentu dari berbagai sumber yang kita pergunakan. Yang pertama kami atas nama pimpinan KKP ucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan oleh masyarakat langsung pada kami atau media sosial," ucapnya.
"Sementara itu kami pun juga memiliki Pusdal (pusat pengendalian) dengan berbagai instrumen yang ada kami miliki, kami melakukan analisis dari gerakan-gerakan kapal di Laut Natuna Utara baik di sisi utara maupun Timur."
"Data dari tanggal 23 Desember titik koordinatnya setelah kami plot di peta laut resmi kapal tersebut posisi di wilayah nasional indonesia."
Dilain sisi,Nilanto menyatakan jika bendera yang berkibar tidak sesuai dengan negara asal dari kapal tersebut.
Nilanto menyebut kapal tersebut berasal dari Vietnam namun justru mengibarkan bendera Malaysia.
"Yang pertama ini ada indikasi kalau kapal tersebut dari jenis kapalnya maka ini kapalnya adalah kapal dari salah satu tetangga kita . Sementara disisi yang lain kapal tersebut mengibarkan bendera kapal bukan dari negara asal kapal tersebut, maka kami berkoordinasi dengan penegak hukum laut di negara yang benderanya digunakan."
"Dari koordinasi tersebut pihak negara sahabat tetangga kita yang benderanya dikibarkan melakukan pengejaran dan kapal tersebut sudah keluar dari wilayah perairan kita."
"Karena ini lokasinya di Natuna Utara tentu yang paling berdekatan adalah kapalnya tipikal Vietnam kemudian bendera yang berkibar adalah bendera Malaysia," pungkasnya.
(*)