Abikusno lantas menceritakan satu pengalaman berkesan saat menempuh mendidikan militer.
Prabowo yang saat itu masih menjadi Letnan berani memprotes materi yang disampaikan oleh seorang dosen karena dianggap tidak sesuai dengan buku yang pernah dia baca.
"Kami saat itu menerima pelajaran darma pusaka, dan beliau angkat tangan dan mohon izin karena materi yang disampaikan tidak sesuai dengan yang dia baca. Bukan keminter, tapi dia memang pintar,"kata Abikusno sambil tersenyum.
"Refrensi bacaannya saat itu banyak sekali dan sebagian besar buku-bukunya berbahasa Inggris, sehingga teman-teman seperti saya saat itu susah membacanya," tambahnya.
Lelaki yang menggunakan seragam Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya tersebut mengaku sangat bangga bisa melihat rekannya satu kelas saat di Akmil bisa maju menjadi calon presiden.
Sebab sejak masih muda, kata Abikusno, Prabowo sering sekali berbicara tentang kesejahteraan rakyat dan tentang potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Prabowo sendiri, menurut Abikusno, juga sering mengundang rekan-rekannya satu angkatan untuk berbincang-bincang di rumahnya.
"Sejak pensiun saya tinggal di Stubondo dan mumpung Pak Prabowo ke sini, maka saya datang untuk melihat dari jauh. Tidak perlu bertemu langsung, biar masyarakat lainnya saja yang langsung bertemu. Sebagai seorang teman, melihat dari sini saja sudah cukup bangga," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo di Mata Rekannya di Akmil: Dikenal Rajin Baca Buku dan Berdiskusi"