Tapi jika penjahat tetap tidak mau menyerah dan terus melawan, akan dilanjutkan tembakan pelumpuhan ke arah kaki.
Namun dalam kasus tertentu, penjahat yang akan diringkus ada juga yang bersenjata api ketika melakukan perlawanan.
Untuk penjahat bersenjata api, umumnya para anggota Satreskrim tidak akan ada kompromi karena akan langsung melumpuhkan penjahat bersangkutan dengan tembakan pelumpuhan.
Penjahat bersenjata api perlu dilumpuhkan secepat mungkin karena selain bisa membahayakan jiwa anggota Satreskrim juga bisa membahayakan keselamatan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Dengan tantangan yang makin berat terkait maraknya penjahat yang menggunakan senjata api, maka dalam satu tim Satreskrim yang dalam tugasnya dikendalikan Kapolres, sejumlah di antaranya dilengkapi senjata laras panjang.
Umumnya senjata laras panjang yang digunakan para anggota Satreskrim adalah senapan serbu SS1-V2 buatan PT Pindad yang larasnya dibuat lebih pendek.
Sebagai senapan serbu yang juga menjadi andalan pasukan Raider Kostrad, SS1-V2 memiliki jarak tembak efektif hingga 300 meter,
Dengan magazin yang bisa memuat 30 peluru kaliber 5.56 mm standar NATO, SS1-V2 memang bukan merupakan tandingan para preman atau bandit yang umumnya bersenjata pisau atau pistol rakitan.
Penggunaan SS1-V2 oleh anggota Satreskrim sebenarnya bertujuan untuk menimbulkan efek shock therapy ke penjahat tanpa harus ditembakkan.