Prospek Menjanjikan! Berawal dari Bosan Ditinggal Pacarnya LDR, Pria Ini Malah Koleksi Botol Coca-cola Selama 21 Tahun, Simpanannya Kini Telah Bernilai Lebih dari Rp 12 Miliar

Gridhot.ID - Pria memang senang untuk mengoleksi sesuatu sebagai barang hiburan.

Namun pria yang satu ini cukup unik terkait memilih barang koleksi.

Kalau sebagian besar orang memilih untuk mengoleksi benda-benda seperti uang lawas, vinyl, ataupun action figure, hal berbeda dilakukan oleh seorang cowok Singapura bernama Kannie Yeo.

Baca Juga: Jadi Pamungkas Satreskrim Polri, Senjata Buatan BUMN Indonesia Ini Bakal Ciutkan Nyali Para Preman, Sekali Tembak, Target Tak Akan Rasakan Matahari Terbit Lagi

Seperti dilansir HAI dari Mothership, cowok berusia 45 tahun tersebut diketahui telah mengoleksi beragam pernak-pernik Coca-Cola, mulai dari kaleng hingga botol, dalam 21 tahun terakhir.

Kannie mengatakan, hobi mengumpulkan pernak-pernik berbau Coca-Cola bermula ketika dia mempunyai seorang pacar yang berasal dari Bangkok, Thailand pada tahun 1998 silam.

"Aku berada dalam hubungan jarak jauh dengan seorang gadis di Thailand. Jadi, aku memulai hobi ini dan mengumpulkan berbagai macam benda berbau Coca-Cola untuk mengisi waktu luangku," ujar Kannie.

Baca Juga: Gaungkan Kata Penghianat, Pengamat Intelijen Sebut Pelaku Serang Novel Baswedan Karena Terpanggil Jiwa Korsa, Singgung Soal Gangguan dalam Institusi Polri

Meskipun baru memulai hobi tersebut pada tahun 1998, Kannie sendiri mengaku telah membeli botol Coca-Cola pertama untuk dikoleksi dua tahun sebelumnya dengan harga mencapai 44,89 dolar Singapura (sekitar Rp 463 ribu).

Kannie menjelaskan, dia mengoleksi beragam benda berbau Coca-Cola karena mempunyai desain yang bagus, apalagi merk satu ini mengandalkan warna merah pada tiap produknya.

“Coca-Cola adalah merek internasional. Desainnya sendiri bagus dan berwarna merah. Bagi orang Cina, merah berarti huat (kemakmuran)," jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga: Belum Pernah Injakkan Kaki di Manado, Pilot Pengebom Ini Justru Hapal Segala Pegunungan dan Pepohonan di Kota Tersebut, Terlalu Sering Jatuhkan Bom di Indonesia Jadi Alasannya