Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dari Jauh Amati Tensi Timur Tengah yang Mendidih Akibat Ulah Amerika, SBY: Perang Mulut dan Retorika Besar yang Digaungkan

None - Kamis, 09 Januari 2020 | 08:13
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Gridhot.ID - Situasi Iran dan Amerika Serikat kini kian memanas usai terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani.

Jenderal Qasem Soleimani merupakan komandan pasukan Quds Iran.

Ia dan enam orang lainnya tewas dalam serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).

Baca Juga: Bocor di Media Sosial, Rekaman Video Detik-detik Pembantaian Jenderal Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat Bikin Ngeri Sendiri, Luluh Lantak Diberondong Rudal, Netizen: Kok Kayak Rekaman Game Call Of Duty?

Situasi ini pun turut ditanggapi oleh Presiden RI keenam Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia mengaku mengikuti perkembangan situasi di Timur Tengah secara berkala.

Terutama terhadap reaksi yang dilontarkan oleh pihak-pihak utama seperti Irak, Iran, dan AS, baik di tingkat pemimpin puncak, eksekutif, legislatif, militer hingga masyarakat.

Baca Juga: Teddy Bantah Tudingan Pernah Main Dukun, Mantan Istrinya Justru Blak-blakan Bongkar Borok Suami Lina: Dia Itu Licik, Pintar Membalikkan Fakta!

“Bukan hanya aksi-aksi nyata yang dilakukan di masing-masing negara, tetapi juga pada hebohnya sikap ancam-mengancam, perang mulut dan retorika besar yang digaungkan,” tulis SBY seperti dikutip Kompas.com melalui akun Facebook resminya, Rabu (8/1/2020).

Menurut dia, situasi geopolitik Timur Tengah yang mendidih dapat membuat kondisi keamanan internasional rapuh.

Apalagi pada tahun lalu, SBY mencatat, ada lebih dari 30 negara yang mengalami ekskalasi situasi pasca maraknya gerakan protes sosial oleh masyarakat.

Source :Kompas.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x