"Tetapi kami juga harus mampu menjamin keamanannya. Salah satunya menempatkan pesawat TNI AU dan membangun pangkalan untuk memantau situasi keamanan di ruang udara tersebut," tegas Yuyu.
Lebih jauh, dia menjelaskan, beberapa daerah yang ada di Kepri, seperti Batam, Karimun dan Natuna merupakan wilayah terdepan NKRI yang strategis. Apalagi, sebagian besar wilayah Kepri berhadapan dengan beberapa negara.
Hal ini membutuhkan semacam shelter atau pangkalan dan apron yang mampu mendukung pengoperasian pesawat tempur dan pesawat angkut.
Jika sewaktu-waktu ada upaya pengancaman wilayah NKRI di pulau terdepan, hal ini bisa secepatnya ditindak lanjuti.
"Pengambilalihan FIR sedang berproses yang diketuai oleh Menko Kemaritiman. Menurut amanat UU No 1 Tahun 2009, FIR harus diambil alih dari Singapura pada tahun 2024," ujar alumnus Pendidikan TNI AU tahun 1986 ini.
Namun, menurut Yuyu, Presiden memerintahkan agar pengambilalihan dipercepat yakni pada tahun 2019. Hal ini sesuai perintah Presiden RI melalui Instruksi Presiden pada 18 September 2015.
"Semua tim sudah bergerak. Harapan kami agar pengambilalihan ini sesuai dengan rencana termasuk sebagian wilayah Pekanbaru dari tangan Singapura," katanya menambahkan.
Sekadar diketahui, TNI AU akan membangun pangkalan kecil di Bandara Hang Nadim Batam. Tepatnya di sekitar ujung landasan Bandara Hang Nadim Batam. Rencananya, TNI AU akan menempatkan satu flight, yakni empat pesawat tempur di pangkalan tersebut.
Adapun jenis pesawatnya, bisa saja Sukhoi, F16, T50, atau Hawk. Selain pesawat, TNI AU juga akan menempatkan satu komandan pangkalan untuk mengkoordinir kendali penerbangan di wilayah tersebut.