Dari penuturan Peter, jika sidang pertama saja sudah pernahdiliput media, maka tak akan ada sidang-sidang selanjutnya yang dinilai sah.
"Sebab orang nantinya sudah dibombardir oleh alasan dan opini di media massa yang akan membentuk bagaimana cara mereka menganggap kasus ini, jadi pertama ada empat proses (empat kali persidangan)," ungkap profesor 71 tahun ini.
Alasan kedua, proses sidang bagi pelaku tindakan kriminal di Inggris selalu melibatkan 12 orang juri.
Ke-12 juri itu akan menilai jalannya persidangan mulai dari keterangan saksi hingga bukti yang dihadirkan.
Juri-juri ini juga berhak untuk memutuskan apakah dalam kasus ini terdakwa salah atau salah tapi ada keringanan, atau yang lainnya.
"Mereka dengan kepala dingin harus melihat evidence dan apa yang sudah disajikan dalam pengadilan.
"Dengan bukti begini mereka akan mengambil kesimpulan. Karena mereka juga pada akhirnya sudah mendengar saksi dari terdakwa, pengacara, saksi spesial dan khusus yang dipanggil, dan juga ringkasan dan kesimpulan dari hakim sendiri, mereka akan ambil salah satu mufakat," ungkap Peter Carey.
Di Inggris, harus ada mayoritas suara yang jelas mengenai vonis yang dijatuhkan bagi terdakwa. Maka, setiap pimpinan juri akan melaporkan kepada hakim bahwa mereka satu pendapat dalam sidang.
Dan alasan ketiga, korban Reynhard diperkirakan mencapai 190 orang, sehingga privasi para korban menjadi prioritas pengadilan Inggris.
"Kami di Inggris tidak akan melakukan pelecehan dua kali. Pelecehan awal adalah di tangan Reynhard sendiri, pelecehan kedua adalah di media massa sebab mereka, korban, mungkin akan dicap senang mabuk atau orang yang punya kenderungan sexual preferences seperti ini," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Hai Online dengan judul Dikecam Warga Inggris, Profesor Ini Pertanyakan Nasib Reynhard Sinaga dalam Penjara, Apakah Masih Hidup Atau…?
(*)
Source | : | Hai Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar