"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya, sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area Keraton.
Dulunya mereka dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).
"Itu adalah komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah zaman dulu," jelas Sumarni.
Lebih lanjut, Sumarni menjelaskan, kegiatan mulai ramai sekitar 14 Agustus 2019. Orang-orang mulai berdatangan menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.
Orang-orang itu datang bukan dari Purworejo. Mereka datang dari luar seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.
Sementara itu, dijelaskan Sumarni, aktifitas budaya kelompok Keraton Agung Sejagat dimulai pukul 17.00 WIB, dengan acara inti dimulai pukul 22.00 WIB.
Acara yang mereka selenggarakan menggunakan tatacara upacara ala manten Jawa. Ada tarian gambyong, cucuk lampah, hingga prosesi pecah telor.
"Kita sebagai warga jelas heran itu ada apa kok malem-malem seperti itu," ujar Sumarni.
Source | : | TribunJakarta.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar