Yang kedua bahkan bisa mengambil teropong milik tentara Inggris yang disimpan sebagai kenangan.
Yang ketiga kalinya adalah saat yang kritis. Di tengah laut dia dikejar oleh sebuah destroyer, kapal perusak Inggris.
Pierre melarikan speedboatnya, membelokkan, dan kemudian menyelam.
Baca Juga: Anak-anak Sule Palak Ayahnya yang Minta Izin Nikah Lagi, Rizky Febian: Setuju, Asal Gucci Dulu....
Dia bergantung di belakang perahu dengan seluruh badan tenggalam dalam air.
Ketika destroyer itu mendekat hanya melihat seorang yang tak mencurigakan, lalu segera pergi meninggalkan.
Pierre berhasil lolos dari lubang jarum berkat kecerdikannya.
Sebelum menjadi ajudan A.H. Nasution alias Pak Nas, Pierre "diperebutkan" untuk menjadi ajudan Jendral Hartawan dan Jendral Dandi Kadarsan.
Tetapi kemudian, seperti diketahui Pierre menjadi ajudan Jendral Nasution. Ketika itu pangkatnya naik menjadi Letnan Satu.
Secara resmi, Lettu Pierre menjadi ajudan resmi tanggal 15 April 1965.
Pierre baru bertugas sebagai ajudan Pak Nas lima setengah bulan.
Sebenarnya masih banyak yang bisa diberikan oleh prajurit setia ini. Sebetulnya masih ingin mengecap kesenangan dunia: menjenguk Mama, mengawini Rukmini putri bapak Chaimin di Medan.
Tapi Tuhan memutuskan lain. Prajurit muda menghadap-Nya. Bersama iringan doa sebagian terbesar rakyat Indonesia.
Suatu hari, jika kita lewat jalan dengan namanya, kita mengenang kepahlawanannya, terilhami pengabdiannya.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Pierre Tendean, Letnan Tampan Berdarah Prancis yang Jadi Rebutan Para Jenderal.
(*)
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar