Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dikejar Destroyer Inggris, Pierre Tendean Berhasil Lolos dari Maut Berkat Sembunyi Menyelam di Belakang Perahu, Biografi Ini Jadi Bukti Mengapa Sang Kapten Jadi Rebutan Anggkatan

None - Kamis, 16 Januari 2020 | 19:13
Pierre Tendean
istimewa

Pierre Tendean

Gridhot.ID - Pierre Tendean memang memiliki perjalanan hidup yang luar biasa cemerlang di masa mudanya.

Tak ayal, dirinya sempat jadi rebutan para jenderal kala itu.

Dalam soal pelajaran, ia begitu menonjol. Ia juga punya tekad yang kuat; menjadi tentara adalah keinginannya sejak kecil.

Baca Juga: Ajaib, TNI Kerja Keras Terjunkan Satuan Jaga Laut Natuna, Menteri KKP Edhy Prabowo Justru Bantah Ada Kapal China, Pengganti Susi: Kapal China yang Mana?

Pengalaman medan tempurnya pun tak perlu diragukan lagi.

Ketika masih berpangkat Kopral Taruna, ia sudah ikut dalam operasi penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera.

Tapi, tragedi 1 Oktober 1965 dini hari telah menghancurkan segalanya.

Baca Juga: Awalnya Dikira Cuma Sariawan, Kanker Lidah Renggut Nyawa Artis Cantik Ini, Makanan dan Minuman Seperti Ini Ternyata Bisa Picu Penyakit Mematikan Tersebut

Ia menjadi satu dari tujuh Pahlawan Revolusi yang menjadi korban Gerakan 30 September (G30S).

Pierre Andries Tendean adalah bungsu dari tiga bersaudara buah cinta A.L. Tendean dan Cornel M.E yang berdarah Prancis.

Sejak lahir, laki-laki yang berulang tahun tiap 21 Februari ini merupakan anak kesayangan keluarga.

Baca Juga: Diramal Mbak You Akan Hadapi Pelakor Kelak Saat BerumahTangga, Artis Wanita Ini Tanggapi dengan Santai: Itu Nggak Penting, Musyrik Juga!

Bukan lantaran dia satu-satunya anak lelaki di situ, tapi lebih karena Pierre adalah sosok yang mudah bergaul dan cerdas.

Masa kecilnya dia lalui di lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah. Ketika itu Belanda sedang menjalankan Agresi Militer II.

Sejak kecil dia terbiasa bergaul dengan anak-anak desa yang berlainan adat dengannya. Kebiasaan itu dia teruskan ketika meneruskan pendidikan Sekolah Dasar di Magelang dan sekolah menengah di Semarang.

Baca Juga: Beri Banyak Pelajaran Hidup Hingga Membuatnya Jadi Kapolri, Idham Azis Ngaku Bersyukur Sekaligus Takut dengan Sosok Satu Ini, Padahal Jabatannya Berada Dibawahnya

Ketika sekolah di Semarang, nilai ujiannya sangat menonjol. Bahasa Jermannya mendapat nilai 9, juga untuk pelajaran olahraga.

Keinginannya menjadi prajurit sudah mengental saat itu, walau ayahnya mengharapkan Pierre meneruskan pendidikan ke Fakultas Kedokteran.

Pierre akhirnya mengikuti tes dua-duanya, tapi lebih tertarik masuk ke Akademi Militer jurusan teknik.

Baca Juga: Pernah Hidup di Lingkaran Keraton Agung Sejagat, Mantan Punggawa Sinuhun Buka Suara Soal Janji Palsu Sang Raja, Dari Rencana Datangkan Dolar AS Hingga Berujung pada Kegiatan Kumpul Tak Jelas

Bulan November 1958 Pierre diterima dan masuk pendidikan Akademi Teknik Angkatan Darat (Aktekad) di Bandung.

Tahun 1962 lulus dengan sangat memuaskan dan dilantik sebagai Letnan Dua.

Pierre yang tampan, gagah, menjadi bintang semasa taruna. Bukan hanya karena ia selalu menjadi pusat perhatian dalam pertandingan voli dan bola basketa.

Baca Juga: Identitas Aslinya Terbongkar Lewat Akun Medsos, Wanita yang Disebut-sebut Ratu Keraton Agung Sejagat Ngaku Punya Salon dan Restoran, Netizen: Baginda Ratu Jualan Toh?

Bukan di kalangan para pemudi saja, tetapi juga di antara teman-teman seangkatan maupun para pelatih Pierre.

Karena ketampanannya itulah Pierre dijuluki "Robert Wagner dari Panorama", seorang bitang film tampan dan Amerika.

Panorama sendiri merupakan tempat pendidikan Aktekad.

Baca Juga: Ayah dan Anak Rebutan Janda, Cinta Segitiga Justru Berakhir di Penjara, Zahiruddin Tak Terima Sang Pacar Nikah Siri dengan Bapaknya

Humor yang banyak dipelajari dari pergaulan di Jawa Tengah mempermudah dan memperluas pergaulan Pierre.

Pierre mempunyai pengalaman dalam berbagai tugas. Seperti disebut di awal, sewaktu masih Kopral Taruna tahun 1958, dia sudah ikut dalam Operasi menumpas Pemberontakan PRRI di Sumatra.

Pierre ditempatkan dalam kesatuan Zeni Tempur yang mengikuti Operasi Sapta Marga. Jabatan Letnan Dua Pierre yang pertama adalah sebagai Komandan Peleton pada Batalyon Zeni Tempur 2/DAM II di Medan.

Baca Juga: Kesombongan Lekagak Telenggen Dibayar Kontan oleh TNI, Sebut Pasukan Indonesia Loyoh dan Akan Mati Jika Berjalan Kaki, Tapi Anggota KKB Langsung Kocar-kacir Saat Dengar Suara Tembakan di Markas Persembunyian

Dalam pelaksanaan tugas ini Pierre melaksanakan dengan hasil yang dipujikan.

Sewaktu konfrontasi dengan Malaysia, Letda Pierre memasuki pendidikan intelejen. Selesai pendidikan, dia menelusup ke Malaysia, diperbantukan pada Dinas Pusat Intelejen Angakatan Darat (DIPLAD) yang bertugas di garis depan.

Selama setahun bertugas di garis depan, Pierre bisa menelusup ke Malaysia tiga kali. Menyamar sebagai turis, berbelanda.

Baca Juga: Sudah Urus Surat-surat Tinggal Daftar ke KUA, Ini Sosok Calon Istri Baru Sule, Beda Jauh dengan Mendiang Lina, Benarkah Pramugari?

Yang kedua bahkan bisa mengambil teropong milik tentara Inggris yang disimpan sebagai kenangan.

Yang ketiga kalinya adalah saat yang kritis. Di tengah laut dia dikejar oleh sebuah destroyer, kapal perusak Inggris.

Pierre melarikan speedboatnya, membelokkan, dan kemudian menyelam.

Baca Juga: Anak-anak Sule Palak Ayahnya yang Minta Izin Nikah Lagi, Rizky Febian: Setuju, Asal Gucci Dulu....

Dia bergantung di belakang perahu dengan seluruh badan tenggalam dalam air.

Ketika destroyer itu mendekat hanya melihat seorang yang tak mencurigakan, lalu segera pergi meninggalkan.

Pierre berhasil lolos dari lubang jarum berkat kecerdikannya.

Baca Juga: Usai Minta Maaf pada Umat Islam, Ningsih Tinampi Bongkar Masa Lalunya yang Pernah Diserang Beribu-ribu Dukun Santet: Saya Jungkir Balik di Depan Pasien

Sebelum menjadi ajudan A.H. Nasution alias Pak Nas, Pierre "diperebutkan" untuk menjadi ajudan Jendral Hartawan dan Jendral Dandi Kadarsan.

Tetapi kemudian, seperti diketahui Pierre menjadi ajudan Jendral Nasution. Ketika itu pangkatnya naik menjadi Letnan Satu.

Secara resmi, Lettu Pierre menjadi ajudan resmi tanggal 15 April 1965.

Baca Juga: Sebut Peci yang Dipakai Suami Mendiang Lina Menyimpan Ilmu Hitam, Mbak You Langsung Dapat Predikat Paranormal Abal-abal dari Teddy: Ini Beli Online,Saya Ada Buktinya!

Pierre baru bertugas sebagai ajudan Pak Nas lima setengah bulan.

Sebenarnya masih banyak yang bisa diberikan oleh prajurit setia ini. Sebetulnya masih ingin mengecap kesenangan dunia: menjenguk Mama, mengawini Rukmini putri bapak Chaimin di Medan.

Tapi Tuhan memutuskan lain. Prajurit muda menghadap-Nya. Bersama iringan doa sebagian terbesar rakyat Indonesia.

Baca Juga: Suka Nebeng Kendaraan Temannya, Anak Raja Sawit Malaysia Ini Diam-diam Beri Imbalan Tak Terduga Kepada Pemilik Kendaraan, Selipkan Uang Rp 5 Juta Ke Berbagai Tempat Tak Terduga

Suatu hari, jika kita lewat jalan dengan namanya, kita mengenang kepahlawanannya, terilhami pengabdiannya.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Pierre Tendean, Letnan Tampan Berdarah Prancis yang Jadi Rebutan Para Jenderal.

(*)

Source : intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x