Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Siswi SMPN 147 Jakarta berinisial SN tewas usai lompat dari lantai 4 gedung sekolahnya di Cibubur, Jakarta Timur.
SN mencoba bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya, SMPN 147 Jakarta pada Selasa (14/1/2020) sore.
SN pun dilarikan ke RS Polri Kramat Jati untuk jalani perawatan.
Dua hari dirawat, SN meninggal dunia pada Kamis (16/1/2020) sekitar pukul 16.15 WIB sore.
Jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Jumat (17/1/2020) siang.
Dikutip dari Kompas, Kepala SMPN 147 Jakarta Narsun mengatakan, penyebab korban mencoba bunuh diri bukan karena menjadi korban bully.
Dia menegaskan tidak ada aksi bully di sekolah yang dipimpinnya.
"Terkait bullying, bukan bullying, tidak ada bullying di sekolah, kalau kita fokus memberi materi di pendidikan pada siswa jadi tidak ada aksi bullying," kata Narsun di lokasi, Jumat (17/1/2020).
Dia menambahkan, pihaknya tidak mengetahui motif korban mencoba bunuh diri.
Pihak sekolah juga mengenal korban sebagai siswi yang baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran yang berat.
"Kita tidak tahu motif dan pas kejadiannya, anaknya biasa-biasa saja seperti siswi pada umumnya," ujar Narsun.
Namun hal berbeda dibocorkan oleh akun Twitter @digeembok.
"Ayyy tahu walaupun ayyy bongkar gak akan mengembalikan nyawa Nadila.
Tapi para pembully Nadila harus dikasih pelajaranAyyy gak akan posting foto2 para pembully Nadila.
Tapi ayyy berharap nanti gak ada lagi nadila2 lain#RIPnadila," tulis akun @digeembok dalam postingannya Sabtu (18/1/2020) seperti dikutip GridHot.ID.
Tak hanya itu, akun @digeembok juga membocorkan status WhatsApp ayah korban yang belakangan diketahui bernama Nadia.
"02. Ayyy mohon jangan mengangap enteng kata2 verbal teman2 Nadia. Kita mungkin bisa menerima.Tapi Nadia anak umur 14 Tahun.Ini WA story ayah Nadia.#RIPnadila, tulis akun @digeembok dalam postingannya Sabtu (18/1/2020) seperti dikutip GridHot.ID.
"Please Hentikan Bulying Anak!
Jaman gue dulu sekolah, bulying dilakukan secara phisik, berantem, dikeroyok, digas ddl. Semua Phisik. Paleng bebekas dua hari ilang dah.
Sekarang bulying di sekolah dilakukan secara verbal. Dan banyak banget motif dan caranya. Malah lebih gawat lagi abis ngebuly trus diviralin.
Damn!
Gilanya lagi, peran gur," isi tulisan dalam status WhatsApp yang disebut akun Twitter @digeeembok adalah status WhatsApp ayah Nadia.
Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga.
Tapi tagar #RIPNadila menjadi trending di twitter pada Sabtu (18/1/2020) siang.
Sementara itu, dikutip dari Tribun Jakarta, Wakil Sarpas dan Humas SMPN tempat SN bersekolah, Misnetty mengatakan muridnya itu melompat saat kegiatan belajar di sekolah sedang berlangsung.
Sekira pukul 15.30 WIB atau selepas menunaikan Salat Asar lalu masuk ke ruangannya, dia mendengar suara gaduh dari bagian halaman sekolah.
"Tidak berapa lama ada suara, suara jatuh, kemudian saya mendengar ada teriakan-teriakan," kata Misnetty di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (17/1/2020).
Histerisnya teriakan murid dan guru membuat dia bergegas meninggalkan ruangannya guna memastikan penyebab kegaduhan.
Di tengah kerumunan murid, Misnetty mendapati tubuh SN terkapar di halaman sekolah dalam keadaan luka parah.
"Saya tidak melihat langsung (saat lompat), tapi saya melihat ada siswa yang terjatuh, karena suasananya sudah ramai dan saat itu ada kegiatan ekskul," ujarnya.(*)