"Hari ini (Sabtu), kita mempertahankan kemerdekaan dan demokrasi kita. Esoknya, mari kita bersatu mengalahkan segala tantangan yang ada," katanya.
Dalam pidato kemenangannya, Tsai meminta Beijing untuk menanggalkan ancaman mereka yang bakal menyatukan Taiwan lewat kekerasan.
"Kami menunjukkan kepada dunia betapa kami menjunjung tinggi demokrasi, dan menjunjung tinggi negara kami," tegasnya dikutip BBC.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka sejak berakhirnya perang saudara mematikan pada 1949 silam.
Selama empat tahun sejak Tsai berkuasa pada 2016, Negeri "Panda" menekan pulau berdikari itu dengan tekanan ekonomi hingga militer.
Namun, taktik itu malah membuat rakyat berbondong-bondong memberikan suaranya bagi Tsai.
Salah satunya dipicu aksi protes di Hong Kong.
Dari AS, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memberikan selamat dan mengapresiasi komitmen Tsai mempertahankan stabilitas Selat Taiwan.