Meski lolos dari armada laut Belanda, "The Outlaw" disergap armada udara penjajah. Namun, lagi-lagi keajaiban terjadi.
Juru tembak Pesawat Belanda hanya berputar-putar di atas Delta Tamiang. Mereka seakan tidak melihat "The Outlaw" di bawahnya.
Baca Juga: Dulu Atlet Lari, Anggota TNI Ini Kini Jadi Orang Dekat Presiden Jokowi, Ini Sosoknya
"Roh Kudus membungkus kami," ujar John dalam memoarnya.
Kemudian, John memutuskan "The Outlaw" kembali ke Penang. Saat itu, satu baling-baling mesin kapalnya copot karena serangan armada laut Belanda.
Dipastikan sulit untuk melarikan diri jika dikejar Belanda.
Keesokan harinya, pagi-pagi buta, "The Outlaw" sudah sedikit lagi memasuki Selat Malaka.
Namun, di tengah kegelapan, sebuah kapal tanker milik Belanda melintas. Nakhoda kapal tangker Belanda kemudian menghubungi patroli militer.
Tak lama kemudian, kapal patroli Belanda kembali menghadang "The Outlaw". Senapan api dan tembakan keras meriam Bofors memecah kesunyian laut.
John menyadari jarak ke Penang masih jauh, ia dan awak pasrah. John tak menyadari kapal Belanda mengirimkan sandi morse agar "The Outlaw" menyerah.
Akan tetapi, keajaiban kembali turun. Cuaca buruk tiba-tiba saja melanda perairan. Hujan turun dengan sangat deras disertai kabut yang menyelimuti permukaan laut.
Source | : | Kompas.com,Facebook |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar