Sebab kapal di atas 100 GT butuh solar sekitar 80 ribu liter.
"Itu BBM-nya saja. Belum bekal makanan, air, dan sebagainya. Maka kami menuntut kebijaksanaan pemerintah untuk memberikan subsidi BBM kepada nelayan yang diberangkatkan ke Natuna," tuturnya.
Nelayan Tegal menuju ke Natuna butuh waktu sekitar 7 hari. Perjalanan tersebut belum ditambah dengan waktu untuk mencari ikan dan sebagainya.
"Jika total bisa hingga sebulan atau dua bulan, baru mereka bisa pulang lagi. Apalagi kondisi perairan di sana juga berbeda. Karena biasanya nelayan di sini pergi melaut ke perairan Kalimantan," jelas Riswanto.
Sebenarnya nelayan Pantura tidak perlu persiapan khusus karena sudah terbiasa melaut.
Nelayan Tegal sudah terbiasa melaut hingga ke perairan Maluku maupun Papua.
"Kalau hingga Natuna untuk nelayan 100 GT tidak perlu ada persiapan khusus. Mereka sudah paham bagaimana mempersiapkan diri untuk melaut selama berminggu-minggu. Yang kami minta jaminan keamanan nelayan pantura yang ada di sana saja," tambahnya.
HNSI Tegal meminta kuota hingga 120 kapal dari Tegal yang bisa berangkat ke Natuna. Namun dari pihak kementerian dibatasi kuotanya hingga 70 kapal saja.