Ibunya yang kemudian menyusul, juga wafat di sana.
Sebagai lambang cinta kasih mereka, keduanya lalu dimakamkan dalam satu liang lahat.
Ini cuma salah satu versi dari kisah cinta Pangeran Samudra.
Masih ada versi-versi lain, yang lebih seru, lebih dramatis.
Misalnya saja yang menyebut, setelah saling bertemu kembali, Pangeran Samudra dan ibunya tak kuasa menahan rindu dendam, sampai mereka melakukan hubungan intim bak suami-istri.
Sialnya mereka keburu dipergoki, dan langsung dibunuh.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, sang pangeran sempat berpesan.
Yaitu: siapa yang bisa melanjutkan hubungan intim mereka, segala permintaannya bakal terkabul.
Entah versi mana yang benar dan cocok dengan kenyataan.
Yang jelas, versi terakhirlah yang paling sering digembar-gemborkan di Kemukus.
Maklum, kecuali lebih asyik didengar, versi ini juga memberi pengesahan dilakukannya hubungan seks bebas antarpeziarah.(*)
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul "Ritual Seks Berkedok Ngalap Berkah dan Mencari Pesugihan di Gunung Kemukus, Kata Kuncinya: 'Piyambak Mawon, Mas?'"
Komentar