Umur anggota KKB Egianus juga masih muda-muda.
Pada Juli 2018, Egianus dkk sengaja membuat keributan untuk mengagalkan pelaksanaan pemilu.
"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika, tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," ujar Sidney Jones kepada BBC News Indonesia.
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi yang menyebut jumlah anggota kelompok Egianus sebanyak 50 orang.
Mereka mempunyai senjata lengkap layaknya militer.
Menurut Aidi, pembangunan jalan Trans Papua mengusik mereka lantaran selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai sarang utama OPM.
Oleh sebab itu mereka bunuhi siapa saja yang bangun jalan itu.
"Dengan adanya jalan Trans Papua, mulailah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka," ujar Muhammad Aidi.
Catatan dari Polri juga menunjukkan bahwasanya penembakkan di distrik Yigi sudah ada sejak dua tahun belakangan yang dilakukan oleh kelomok Egianus.