Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua nyatanya masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Bumi Cendrawasih sendiri.
Sering melakukan penyerangan hingga tega bunuh teman satu sukunya sendiri membuat KKB ditakuti warga sipil.
Salah satu kasus yang masih tertanam di benak masyarakat Indonesia adalah ketika penyerangan pekerja PT Istaka Karya di Nduga, Papua pada 2018 lalu.
Egianus Kogoya menjadi salah satu yang bertanggung jawab dalam kasus penembakan tersebut.
Tentu saja penembakkan itu merupakan pelanggaran HAM berat lantaran korban hanya rakyat sipil.
Dikutip dari Tribun Timur dan BBC, Sabtu (8/12) diketahui para pekerja sedang merampungkan proyek pembangunan jembatan Kali Aruak-Kali Yigi.
Berbagai tindakan kriminal Egianus Kogeya menarik perhatian Sidney Jones, seorang pengamat teroris.
Sidney menyebut Egianus Kogeya merupakan sindikat dari Kelly Kwalik, komandan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kelly Kwalik sendiri sudah tewas disambar timah panas oleh tim buru sergap Polri pada 2009 silam.
Egianus dan anak buahnya diklaim oleh Sidney lebih militan.
Umur anggota KKB Egianus juga masih muda-muda.
Pada Juli 2018, Egianus dkk sengaja membuat keributan untuk mengagalkan pelaksanaan pemilu.
"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika, tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," ujar Sidney Jones kepada BBC News Indonesia.
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi yang menyebut jumlah anggota kelompok Egianus sebanyak 50 orang.
Mereka mempunyai senjata lengkap layaknya militer.
Menurut Aidi, pembangunan jalan Trans Papua mengusik mereka lantaran selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai sarang utama OPM.
Oleh sebab itu mereka bunuhi siapa saja yang bangun jalan itu.
"Dengan adanya jalan Trans Papua, mulailah daerah ini terbuka dari isolasi. Terbukanya jalan, mereka (kelompok OPM) merasa terusik. Sebab otomatis TNI dan Polisi bergerak mendekati arah mereka," ujar Muhammad Aidi.
Catatan dari Polri juga menunjukkan bahwasanya penembakkan di distrik Yigi sudah ada sejak dua tahun belakangan yang dilakukan oleh kelomok Egianus.
Desember 2017, Egianus serang pekerja Trans Papua di kecamatan Mugi.
Akibatnya pekerja proyek bernama Yovickho Sondakh meninggal dan seorang aparat terluka.
Juni 2018 pesawat Twin Otter Trigana Air yang disewa Brimob Polri diberondong peluru saat hendak amankan Pilkada.
Dua orang terluka akibat kejadian itu.
Tindakan kriminal dan pengecut Egianus berlanjut pada Oktober 2018.
Egianus dkk menyekap belasan guru yang mengajar di SD YPGRI 1 dan SMPN 1 serta pegawai medis puskesmas di Mapenduma, Nduga.
Padahal aparat keamanan sudah menghimbau agar Egianus beserta komplotan menyerahkan diri beserta senjatanya.
Imbalannya, Egianus akan dijamin keamanannya dan diampuni dari proses hukum.
Artikel ini telah tayang di Gridhot pada Sabtu, 8 Desember 2018 dengan judul Tindakan Pengecut Pimpinan KKB Egianus Kogeya, Pernah Sekap Belasan Guru SD SMP dan Petugas Puskesmas.
(*)