Penyakit yang menyerang anak umumnya penyakit cacing, askariasis. Hampir 100% tiap anak mempuhyai cacing. Dengan sekali minum obat, rata-rata keluar 20 cacing. Ada yang mengeluarkan cacing sampai sebanyak 37 ekor.
Yang membuat saya heran ialah sikap anak-anak waktu diobati. Mereka biasanya datang sendiri tanpa diantar orang tuanya atau saudaranya. Meskipun umur 5-6 tahun, mereka tidak takut untuk wawancara dengan dokter.
Mereka menjawab semua pertanyaan tanpa ragu-ragu. Dan yang lebih mengherankan, tidak ada satu pun yang menangis waktu disuntik. Nah, itulah kelebihan, anak Timtim. Sifat kecengengan jauh dari mereka.
Urutan data penyakit dan masalahnya
Penyakit malaria menduduki tempat teratas dalam urutan penderita yang berobat. Kemudian borok, disusul penyakit cacing. Baru kemudian penyakit saluran napas atas misalnya batuk pilek. Urutan ke lima penyakit diare, radang mata, kurang darah. Malnutrisi tidak kelihatan menyolok.
Dengan melihat macam-macam penyakit tersebut, jelas timbulnya penyakit adalah akibat kurang kebersihan diri dan kebersihan lingkungan seperti halaman, rumah, jalan-jalan yang sangat jelek.
Ditambah pengetahuan tentang makanan sehat yang nihil dan faktor sosio-budaya yang belum memungkinkan. Di samping juga faktor tenaga kesehatan yang hampir dapat dikatakan sangat kurang, bahkan tidak ada.
Kampanye mandi
Masalah buang air besar merupakan masalah yang paling penting dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Bila kita berjalan-jalan di kota kecamatan Laga, jangan coba-coba menengok ke kanan atau ke kiri, karena sepanjang jalan besar maupun lorong-lorong penuh dengan tumpukan kotoran manusia, yang baunya sudah barang tentu menusuk hidung.
Mengapa rakyat di situ terbiasa demikian? Karena waktu itu Pemerintah Portugis melarang rakyat buang air di sungai, sebab sungai dipergunakan untuk mandi, cuci, dan air minum.