Anggota tim dari Indonesia terdiri dari Navy Panekanan (28), Matheis Y. Lasamalu (30), Jualita Tanasale (30), Adinda Arimbis Saraswati (25).
Sementara anggota tim dari Inggris terdiri dari Daniel Start (22), William "Bill" Oates (23), Annette van der Kolk (22), dan Anna Mclvor (21).
Mereka juga dibantu oleh antropolog Markus Warip (36) dari Universitas Cendrawasih dan Abraham Wanggai (36) dari Balai Konservasi Sumber Daya ALam (BKSDA) Kantor Wilayah Kehutanan Irian Jaya.
Bersama mereka ada juga antropolog Jacobus Wandika, putra daerah suku Nduga, yang merupakan murid Markus Warip, lulusan Universitas Cendrawasih.
Sebelum keberangkatan, tim sebenarnya tahu jika di sana terdapat kelompok Gerakan Pengacau Keamanan – Organisasi Papua Merdeka (GPK – OPM) yang mengaku kecewa dengan Pemerintah Pusat Republik Indonesia.
Nah, saat tanggal 8 Januari menjelang hari-hari kepulangan ke Jakarta, mereka berkumpul di rumah kayu milik Pendeta Adriaan van der Bijl asal Belanda yang sudah menetap di sana sejak tahun 1963.
Hari itu sang pemilik rumah sedang pergi, berkeliling ke daerah Mbua dan Alama untuk menyusun kegiatan misionaris bersama istrinya.
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar