Helikopter MI-17 milik TNI AD hilang kontak sejak 28 Juni 2019 sekitar pukul 11.49 WIT dalam penerbangan Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.
MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos.
Melansir dari Intisari, helikopter MI-17 produksi Rusia ini juga menjadi andalan saat Perang Dingin.
MI-17 dioperasikan oleh pasukan Pakta Warsawa bisa mengangkut 30 pasukan bersenjata lengkap.
Helikopter MI-17 juga bisa digunakan untuk mengangkut logistik sebanyak 5.000 kg.
Sebagai heli transportas militer yang bisa digunakan untuk menerjunkan pasukan dari udara (airborne), MI-17 bisa mendarat di mana saja di tempat atau lapangan berumput tanpa mengalami kesulitan.
Oleh karena itu, dalam misi operasional untuk kepentingan perang dan non perang, pasukan TNI yang berada di tempat-tempat terpencil sangat mengandalkan MI-17, terutama untuk memasok logistik.
Logistik dalam jumlah besar bisa dimasukan ke dalam kabin heli MI-17 melalui pintu belakang heli (ramp door) yang bisa dibuka tutup secara hidrolik dan manual.
Tak hanya itu, pintu belakang heli cukup luas dan bisa digunakan kongko-kongko para personel TNI atau kru heli saat istirahat.