Tugas Tim Halilintar yakni menangkap petinggi PGRS/Paraku bernama Siauw Ah San yang memegang jabatan sebagai Sekretaris Wilayah III Mempawah.
Sebagai senjata, Tim Halilintar hanya membawa sebilah pisau komando. Sementara sang ketua, Hendropriyono membawa pistol untuk jaga-jaga saja.
Selidik punya selidik, hal tersebut bertujuan agar Tim Halilintar bisa membunuh musuh dengan teknik bunuh senyap (silent kill).
Waktu yang ditungu-tungu pun tiba.
Pada 3 Desember 1973 pukul 4 sore operasi segera dilaksanakan.
Tim Halilintar mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekira 4,5 Kilometer, melewati hutan rimba Kalimantan yang lebat.
Diprediksi tim akan sampai ke sasaran pukul 22.00 dan melakukan serbuan secara kilat, senyap, tepat ke gubuk markas tempat Siauw Ah San pada pukul 04.00.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar