Di antara 8 orang yang ada di sana, Ativa disebutkan sebagai bocah pemberani yang bersedia melangkah keluar.
Ativa melangkah keluar untuk menghalangi sang teroris agar tak bisa masuk dalam ruangan tersebut.
Singkat cerita, Ativa pun akhirnya tertembak dan terbunuh.
Dari aksi perlawanan Ativa itulah, 8 orang yang berada di ruangan tersebut berhasil lolos dan melarikan diri.
Kini keluarga sang bocah pun mengaku bersedih dan sangat berduka.
Nenek Ativa yang berusia 73 tahun terlihat tak dapat membendung air matanya.
Ia menyampaikan bahwa sang cucu seharusnya kini masih belajar dan menyelesaikan sekolahnya.
Sementara itu, ibu Ativa yang disebutkan bekerja di Terminal 21 sebagai cleaning service, sedang bekerja keras agar dapat menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi.
Kini sang ibu dan nenek hanya bisa mengenang Ativa sebagai anak penurut dan tidak pernah mengeluh.