Nenek Ativa yang berusia 73 tahun terlihat tak dapat membendung air matanya.
Ia menyampaikan bahwa sang cucu seharusnya kini masih belajar dan menyelesaikan sekolahnya.
Sementara itu, ibu Ativa yang disebutkan bekerja di Terminal 21 sebagai cleaning service, sedang bekerja keras agar dapat menyekolahkan putranya hingga perguruan tinggi.
Kini sang ibu dan nenek hanya bisa mengenang Ativa sebagai anak penurut dan tidak pernah mengeluh.
Sebelumnya sang nenek mengaku tak tahu apabila cucunya kala itu tengah menjadi korban penembakan brutal.
Ia baru mengetahui setelah seorang tetangga memberitahunya.
"Dia seharusnya penuh harapan untuk masa depannya, tetapi karena penembakan yang tidak masuk akal ini, Ativa kehilangan nyawanya di usia yang begitu muda," ujar sang nenek bersedih.
Kini, sang nenek pun berharap agar pemerintah Thailand memperhatikan kasus ini dan berbelasungkawa terhadap para korban dan keluarganya.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Korbankan Nyawanya Sendiri Demi Selamatkan 8 Orang, Remaja 18 Tahun ini Tewas dalam Penembakan Brutal di Thailand.
(*)
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar