Gridhot.ID - Kasus seorang anak smp yang tega bunuh bocah 5 tahun memang sedang menjadi perbincangan masyarakat.
Diketahui NF, gadis ABG pembunuh bocah 5 tahun kini sedang di observasi di Rumah Sakit polri Kramat Jati.
NF sendiri sudah dinyatakan tiba disana pada Minggu (8/3) sore.
Setibanya disana NF langsung menjalani observasi di hadapan tim dokter yang memeriksannya.
Banyak orang berpendapat melihat kasus NF yang tega membunuh APA (5), teman main adiknya, secara sadis pada Kamis (5/3/2020) dan jasadnya sempat disimpan di lemari.
Kasus ini terungkap keesokannya, ketika NF menyerahkan diri ke polisi dan mengaku ada mayat di dalam lemarinya.
Almarhumah APA sudah dimakamkan di pekuburan Karet dan pihak keluarga tak menyangka NF tega membunuhnya.
Padahal selama ini sudah dianggap keluarga.
Ibunda APA, Ratnawati (34), mengatakan keluarga pelaku telah minta maaf.
"Sudah minta maaf. Ayah anak saya dengan ayahnya dia (NF) sudah bilang minta maaf," kata Ratnawati, saat dihubungi pada Rabu (11/3/2020).
Ratnawati mengatakan, permintaan maaf dari keluarga remaja pembunuh putrinya itu melalui sambungan telepon.
"Tapi kalau bertemu langsung dan minta maaf belum," kata Ratnawati.
Ratnawati akan berusaha memaafkan segala peristiwa yang sudah terjadi.
"Jujur dari hati yang paling dalam, saya berusaha memaafkan," ucap Ratnawati.
Diperiksa 14 Hari Kerja
Kepala Tim Dokter Jiwa Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Henny Riana, menjabarkan proses observasi yang akan dijalani NF.
"Sekarang diisolasi di satu ruang khusus, baru mulai pemeriksaan hari ini. Ini hari pertama pemeriksaan," kata Henny di RS Polri Kramat Jati, Senin (9/3/2020).
Lantaran baru diperiksa, tim dokter psikiatri jiwa forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati belum bisa memastikan kondisi kejiwaan NF.
Pemeriksaan NF ditarget rampung maksimal dalam waktu 14 hari kerja, namun lama pemeriksaan dapat berubah.
"Bisa lebih cepat, tergantung bagaimana proses observasi nanti. Karena setiap kasus kan berbeda," ujarnya.
Henny menuturkan hasil observasi jiwa NF nantinya tertuang berupa laporan Visum Et Repertum Psikiatrikum.
Laporan tersebut bakal diserahkan ke penyidik Satreskrim Polrestro Jakarta Pusat sebagai pertimbangan melanjutkan kasus.
"Sekarang yang bersangkutan masih di ruang khusus isolasi, ruang khusus untuk pemeriksaan psikiatri jiwa forensik," tuturnya.
Selama menjalani pemeriksaan kejiwaan awal, NF kooperatif dengan tim dokter.
"Tentu tidak semua kita tanyakan langsung. Pertanyaan secara bertubi-tubi buat orang tidak nyaman, sekarang sih kooperatif," sambung Henny.
Selama 14 hari ke depan, pemeriksaan NF sesuai prosedur medis secara bertahap, di antaranya lewat wawancara mendalam selama observasi.
"Digali dalam kesimpulan orang ini alami gangguan jiwa atau tidak, berkaitan dengan masalah tindakannya," jelas Henny.
Termasuk, apakah memenuhi tanggung jawab terhadap kasus yang dialaminya.
Disediakan Kertas Gambar
Henny menuturkan status NF yang masih anak di bawah umur mendapat pendampingan khusus selama pemeriksaan.
Orangtua dan orang terdekat NF akan dilibatkan guna menelusuri alasan yang mendasari gadis ABG tersebut berbuat nekat.
"Kita akan cari dari sumber lainnya, apakah masa kecil anak ini seperti apa? Ada yang kita tanyakan kepada yang bersangkutan, orangtua, atau orang di sekitarnya," tutur dia.
Dalam kasus ini, polisi menyita bukti-bukti di antaranya 13 lembar HVS berisi gambar dominan gadis sedang menangis atau marah karya NF.
Tak hanya gambar, di lembar yang sama ada tulisan berisi curahan hati NF.
Menurut polisi, ada potongan kalimat yang nadanya dialamatkan untuk sang ayah.
Tim dokter bakal memeriksa gambar dan tulisan karya NF tersebut dan ini satu metode dalam observasi jiwa.
"Itu salah satu proses pemeriksaan, jadi analisa gambar, karangan, dan sebagainya," kata Henny.
Gambar dan karangan yang diperiksa tak hanya karya NF sebelum menghabisi APA, tapi juga setelah berstatus tersangka.
Dari pemeriksaan tersebut tim dokter psikiatri jiwa forensik menentukan bagaimana kondisi kejiwaan NF.
"Disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau cuman kertas dan gambar kami sediakan, memang itu bagian dari pemeriksaan (jiwa)," ujarnya.
Tim dokter psikiatri jiwa forensik pun harus mengenalkan dirinya kepada NF agar saat pemeriksaan mau terbuka.
"Kita baru pemeriksaan tahap awal, mulai dari pendekatan sebagai dokter dan terperiksa, dalam hal ini pasien," tutur Henny.
Selain dokter psikiatri jiwa forensik, dokter saraf turut dilibatkan selama NF menjalani observasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Pelibatan sejumlah ahli ini guna mendukung proses observasi yang metodenya sudah ditentukan dokter psikiatri jiwa forensik.
"Pemeriksaan psikometri, pemeriksaan tim pskilog. Kalau dibutuhkan dari spesialis anak, dari spesialis neurologi, dan tim lainnya," kata Henny.
"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," sambung dia.
Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut Henny berkisar 10 orang.
Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.
Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.
"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," kata dia.
Otak NF Diteliti
Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan kasus NF bukan hal baru dalam ranah psikiatri jiwa forensik.
Dalam ranah psikiatri jiwa forensik, kurangnya atau tak punya empati jadi sebab seseorang tega menyakiti hingga membunuh orang lain.
"Ada (orang puas setelah membunuh). Karena bicara tentang pertumbuhan bagian otaknya, yang membuat rasa baik hati, menolong, empati itu tumbuh atau tidak," kata Hastry di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Rabu (11/3/2020).
Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan penderitaan orang lain disertai tindakan membantu sesama.
Alasan minimmya empati pada gadis ABG yang dikenal cerdas ini sedang ditelusuri tim dokter psikiatri jiwa forensik.
"Lagi dilihat, lagi diteliti dari bagian dalam otaknya. Penyebabnya bisa berbagai macam, dari genetik, lingkungan, faktor kebiasaan," ujarnya.
Hal ini membuat pemeriksaan jiwa NF tak hanya melibatkan dokter psikiatri jiwa forensik, tapi juga ahli saraf dan lainnya.
Hastry menuturkan aspek kepribadian, tontonan, bacaan yang dikonsumsi ikut mempengaruhi rasa empatinya tak tumbuh.
"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati lagi diteliti lebih lanjut. Nanti penjelasan lebih pastinya dokter spesialis jiwa atau psikiatri jiwa forensik," tuturnya.
Ia menduga tontonan mengandung unsur kekerasan hingga pembunuhan menginspirasi pelaku tindak kejahatan.
Menurut Hastry, tayangan atau produk lain yang dikonsumsi bukan jadi sebab awal seseorang melakukan tindak kekerasan dan kriminal.
"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati. Makanya saat ini lagi diperiksa, didekati. Tidak hanya pemeriksaan secara fisik, secara laboratorium juga," kata Hastry.
Pengaruh tontonan atau bacaan yang dikonsumsi mempengaruhi tindakan bila terlalu sering ditonton dan memberi rasa puas.
Kepribadian hingga bagaimana kemampuan seseorang bersosialiasi di lingkungan pun ikut mempengaruhi tindakan.
"Kalau dia terlalu candu, maniak atau inginnya nonton terus seperti itu lama-kelamaan memang mempengaruhi dia," ujarnya.
Tim dokter butuh waktu untuk memastikan alasan dan bagaimana kondisi kejiwaan NF saat membunuh APA.
Pemeriksaan lewat cara wawancara mendalam pun tak hanya dilakukan terhadap NF, tapi juga orang terdekat lainnya.
Pemilihan orang yang dilibatkan dalam pemeriksaan tergantung pada pertimbangan tim dokter psikiatri jiwa forensik.
"Menonton yang menyeramkan atau membahayakan perkembangan jiwanya, seperti itu. Lingkungan keluarganya dilihat juga," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Suar dengan judul Tim Dokter Teliti Bagian Otak Gadis ABG Tersangka Pembunuhan Bocah 5 Tahun, Singgung Gambar dan Tontonan Pelaku: Kalau Terlalu Candu, Lama-kelamaan Mempengaruhi Dia...
(*)