Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Hingga Senin (16/3/2020) siang, pemerintah Indonesia telah mengumumkan 117 kasus positif covid-19.
Adapun pasien positif corona tersebut tersebar di delapan wilayah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Banten.
Di tengah mewabahnya virus corona di Indonesia, masyarakat Kendari dihebohkan dengan sebuah video yang merekam kedatangan puluhan warga negara asing (WNA) asal China di Bandara Haluoleo.
Melansir Kompas.com, WNA asal China yang tiba pada hari Minggu (15/3/2020) sekitar pukul 19.35 WITA terlihat membawa koper dan menggunakan masker.
Mereka berjalan beriringan keluar dari ruang kedatangan Bandara Haluoleo.
Kedatangan 40 orang WNA sempat terekam dalam sebuah video berdurasi 58 detik.
Video tersebut kemudian menyebar dan menjadi viral.
Dalam video itu terdengar suara seseorang meneriakkan WA dan mengaitkan dengan virus corona yang telah mewabah di seluruh dunia.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam membenarkan video tersebut.
Ia mengatakan, tenaga kerja asing (TKA) asal China yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu (15/3/2020) malam, sudah mengantongi surat dari karantina kesehatan.
Selain itu, menurut Merdisyam, para TKA China tersebut juga belum pernah pulang ke negaranya sejak wabah corona merebak.
Selanjutnya, mereka akan kembali bekerja di perusahaan smelter yang ada di Sultra.
“Mereka baru datang dari Jakarta, bukan dari China. Memang selama ini belum pernah pulang ke China. Mereka akan ke Morosi untuk bekerja kembali,” ungkap Kapolda saat dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Minggu (15/3/2020) malam.
Dia menjelaskan, 40 TKA tersebut telah dilengkapi dengan surat dari karantina kesehatan pelabuhan (KKP) dan perizinan dari Imigrasi sebelum tiba di Kendari.
Dilansir dari Wartakotalive.com, akibat video itu, lanjut Merdisyam, telah terjadi keresahan di tengah masyarakat dan menjadi viral setelah ada yang mengunggah di media sosial.
Merdisyam mengingatkan warga untuk tidak menyebarkan informasi hoaks yang bisa meresahkan.
“Ini peringatan keras bagi masyarakat, jangan sengaja meng-upload berita yang meresahkan masyarakat.
Saya sampaikan sekali lagi bukan dari China, dan telah mengantongi surat dari karantina kesehatan pelabuhan,” tegas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyebar informasi yang membuat keresahan karena bisa dijerat pidana Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Dilansir Gridhot dari akun Instagram @kendariinfo, pelaku penyebar video tersebut memberi klarifikasi dan memohon maaf.
"Saya nama Harjono, umur 39 tahun, pembuat video viral pada tanggal 15 Maret 2020 terkait kedatangan warga China di Kendari. Di mana dalam video saya mengomentari satu pesawat corona semua," kata pelaku perekam dan penyebar video tersebut.
"Hal itu saya ucapkan secara spontan hanya untuk main-main dan dengan atau tanpa sengaja dan tanpa mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari perbuatan saya," imbuhnya.
"Hal tersebut saya akui sebuah kesalahan, dan saya meminta maaf kepada pihak berwajib, khususnya masyarakat Kota Kendari yang akibat perbuatan saya tersebut membuat resah," pungkas pria 39 tahun itu.(*)