Untuk diketahui, saat itu pasien tersebut masih belum dipastikan positif corona.
"Menurut dia, isolasi di RS Persahabatan lebih bahaya, lebih mungkin tertular karena satu ruangan untuk beberapa orang," ujar Suharti.
Sementara itu Erlina Burhan menegaskan bahwa kecil kemungkinan seorang pasien dapat tertular meski dalam satu ruangan isolasi.
"Ruangan kami bertekanan negatif jadi untuk transmisi itu sangat-sangat kecil kemungkinan dan juga untuk pengendalian dan pencegahan infeksi itu disarankan untuk tempat tidur berjarak minimal dua meter dan itu dilakukan," ujar Erlina.
Adapun juru bicara pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengoreksi, kabur bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi pasien itu.
Ia bahkan heran dengan informasi yang diungkap pihak rumah sakit.
"Makanya kenapa kok dimunculkan lagi, apakah biar heboh? Dia tidak kabur. Dia ini single parent, ya (saat itu) mengurus anaknya dulu, lah," kata Yuri.
Kata Yuri, pasien sebagai orang tua tinggal hanya pergi untuk melakukan urusannya di luar. Karena toh ketika itu ia belum dikonfirmasi sebagai pasien positif.
"Waktu itu menunggu hasil belum ada. Jadi urus keluarga dulu. Keesokannya, hasil laboratorium sudah ada. Jadi didatangi lagi (untuk dievakuasi)," ucap Yurianto.