"Lalu anak saya bilang, 'Bapak makanya sabar, belajar sabar, Pak'," ceritanya sambil tertawa.
Kisah ini pun ia tuliskan menjadi buku berjudul Sabar yang tertulis dalam bahasa Korea.
Tak cuma anaknya, sopir pribadi Lee bernama Sukimin yang telah bekerja dengannya selama 20 tahun pun pernah menjadi subjek karyanya.
"Setiap hari, setiap pagi di dalam mobil sambil menunggu sekitar 20 menit, saya tulis tentang apa saja," katanya.
Jadi mualaf dan dipanggil Pak Haji
Di kalangan pewarta senior, Lee kerap disapa "Pak Haji".
Tapi sebenarnya, ia belum benar-benar pernah berangkat menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
"Nama saya KH Lee, mungkin orang-orang memanggil 'Kiai Haji' Lee, jadi sekalian didoakan," kelakarnya lagi.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar