Meski begitu, ia mengaku masih terus melanjutkan produksi film dewasa agar mendapat cukup uang supaya bisa menghapus tato di leher, sebelum resmi mendaftar menjadi tentara.
"Ini waktunya bagi Vienna Rose untuk mati. Saya selesai dengan p*rn*grafi," ungkapnya.
Saat menjadi bintang panas, perempuan yang berasal dari Oklahoma itu pernah merasa depresi karena pekerjaannya tersebut.
Bahkan, ia sampai mengalami masalah gangguan makan dan dysmorphia atau gangguan mental yang ditandai dengan gejala berupa rasa cemas.
Selain itu, Vienna juga dituntut untuk pergi ke gym dan membuat tubuhnya lebih baik.
Menurutnya, itu sama saja seperti meminta dirinya melakukan operasi.
Tak ketinggalan, Vienna juga mengingatkan pada semua orang yang tertarik terjun ke duni film panas karena tawaran gaji yang besar.
Menurutnya, penghasilan besar dari industri film dewasa itu hanya mitos.
Oleh karenanya, Vienna Rose mengingatkan kaum perempuan untuk tidak terjun dalam film panas.
"Saya pikir sangat berbahaya untuk menempatkan cerita (dari film panas bisa dapat banyak uang) ini di luar sana pada perempuan, terutama perempuan muda, bahwa pekerja seks menghasilkan banyak uang," ujar Vienna Rose. (*)