Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Sebuah video yang diduga menampilkan pemudik marah-marah pada petugas covid-19 viral.
Kejadian tersebut diduga terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah.
Salah satu yang mengunggah video tersebut ialah akun Twitter @Aryprasetyo85.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, tampak seorang wanita yang tengah duduk di teras rumahnya.
Berdasarkan unggahan tersebut, wanita tersebut diduga menolak diperiksa saat didatangi oleh petugas Covid-19.
Video tersebut memperlihatkan seorang wanita yang menolak untuk didata petugas usai bepergian dari Jakarta.
"Orang baru itu, setiap hari, setiap detik ada orang masuk. Saya kan orang tinggal di sini. Ini orang baru semua Pak. Orang ngontrak semua," ujarnya sembari menunjuk sekitar.
Wanita tersebut mengaku sebagai warga asli sehingga ia merasa tidak perlu diperlakukan seperti itu.
"Orang berlalu-lalang dibiarkan, saya menetap di sini. Ini rumah, rumah saya, mau diapain? Itu di jalan banyak orang berlalu-lalang. Saya stay home, di Jakarta pun begitu," imbuh wanita tersebut.
Seorang petugas pun tampak berusaha menenangkan wanita tersebut.
"Maaf Bu ini cuma pendataan juga menyambaikan himbauan, itu saja," kata si petugas.
"Terlalu dibesar-besarkan. Coba kalau caranya sopan, saya gak bakal begini kok," tukas si wanita berkerudung merah muda itu.
Dasaaaar emak-emak Fekook..????
Biarin aja pak gk usah di periksa,klo nanti sakit krn Cvd-19 gk usah di urusin!Pemudik Marah Saat Didata Satgas C0V1D-19
Seorang wanita di Sondakan,Kec Laweyan yg menolak di data petugas gabungan usai berpergian dari Jakarta@Je_Ly @cintada17 pic.twitter.com/rYeK5Od85m
— Ary Prasetyo (@Aryprasetyo85) April 5, 2020
Tak terima diperlakukan seperti itu, wanita itu pun berusaha menghentikan petugas.
Ia bahkan menunjuk-nunjuk petugas yang datang ke rumahnya.
Wanita itu pun tak segan meminta Wali Kota Solo untuk datang ke rumahnya dengan nada yang menantang.
"Stop! Panggil sana! Pak Wali (FX Hadi Rudyatmo)? Monggo (silakan) malah saya suruh masuk. Udah kenal sama bapak (suami)," ujar wanita tersebut.
Setelah ditelusuri, rupanya wanita tersebut merupakan istri dari seorang pejabat tinggi di Kota Solo yang hingga saat ini masih menduduki posisi tersebut.
"Mau apa lagi? Ini sangat keterlaluan! Kecuali saya pengedar narkoba, " ujarnya sambil membelalakkan mata.
Ia pun tampak tidak mendengarkan himbauan dari petugas dan peduli akan hal tersebut.
"Ah rese, lebih rese dari Jakarta ini. Gak ada sopan santunnya. Ndak suka caranya begini, Kaya gak tahu aja, orang saya udah tinggal di sini lama. Saya menikah tahun 1993. Terlalu dibesar-besarkan," katanya.
Menanggapi video tersebut, FX Hadi Rudyatmo selaku Wali Kota Solo pun geram.
"Di Solo, kalau ada petugas untuk melakukan pendataan atas dasar laporan dari masyarakat, kalau didatangi petugas ya jangan marah-marah," ujar orang nomor satu di Solo itu.
Menurutnya, apapun yang dilakukan masyarakat di lingkungannya adalah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
“Siapapun yang pulang ke Solo kalau ada pendataan mohon untuk ditanggapi dengan baik, karena virus corona ini jangan dipandang remeh, jangan dipandang enteng, dan petugas yang datang jangan diremehkan. Petugas itu tujuannya baik,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Para pemudik yang akan datang ke Solo harus mau mematuhi aturan jika tidak mau dijemput paksa untuk dikarantina di fasilitas pemkot.
Dari hasil penelusuran, wanita itu merupakan istri seorang pejabat di wilayah Kota Bengawan.
Menanggapi video itu,Walikota Solo,FX Hadi Rudyatmo sempat geram
— Ary Prasetyo (@Aryprasetyo85) April 5, 2020
Dia mengatakan,warga pendatang utk menerima dgn baik ketika ada petugas yg melakukan pendataan wabah corona@JatengOpini pic.twitter.com/VJE5Xiu7IN
Wali Kota Solo itu meminta masyarakat agar tidak meremehkan virus corona serta tidak meremehkan petugas yang datang untuk mendata.
Sebab pendataan itu bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona utamanya di Kota Solo.
"Ini sudah protokol kesehatan, jadi harus dipatuhi. Jangan sampai merasa bahwa ini rumah saya sendiri. Dan hargai (petugas) yang datang karena itu relawan yang tidak mendapatkan gaji ataupun honor," tuturnya.
Ia pun memohon warga Kota Solo yang mudik untuk menghormati petugas yang datang untuk mendata.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar