"Alhamdulilah tadi pagi bapak camat dan pak polisi sudah mengirim sembako pak, Alhamdulilah," ucap Yerni.
Yerni menegaskan apabila pemerintah memberikannya sembako dan menangguhkan kredit cicilan rumahnya, maka ia bersedia berdiam di rumah sesuai anjuran pemerintah.
"Paling enggak bantu kami sembako, kami akan menuruti apapun perintah pemerintah," kata Yerni.
"Kasih kami sembako dan tangguhkan cicilan, udah itu aja," imbuhnya.
Di akhir perbincangan, Karni Ilyas berharap bantuan yang diterima Yerni bukan hanya karena pedagang pakaian dalam itu diundang ke televisi.
"Semoga betul-betul dapat bantuan, tidak cuma hanya sekali dari Pak Camat," ucap Karni Ilyas.
"Kita titiplah Pak Camat, ibu saya undang ke sini sudah heboh di kampung ibu,"
"Jangan gara-gara mau diundang ke TV One dikasih sembako terus enggak dikasih lagi," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: "Nekat Berdagang Demi Menyambung Hidup, Ibu Penjual Pakaian Dalam: di Rumah Kami Mati Kelaparan."
(*)
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar